Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Imajinasi Siswa Lemah

Kompas.com - 15/12/2016, 23:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah penilaian internasional, nasional, dan daerah tentang pembelajaran siswa Indonesia di jenjang pendidikan dasar belum menggembirakan. Imajinasi tumpul karena metode hafalan. Padahal, jam pelajaran siswa di Indonesia lebih banyak daripada negara-negara maju.

Indonesia memiliki 1.095 jam pelajaran per tahun. Bandingkan dengan Korea Selatan yang punya 903 jam pelajaran per tahun dan Jepang yang memberlakukan 712 jam pelajaran per tahun berada di peringkat atas dunia.

Peringkat Indonesia dalam penguasaan remaja berusia 15 tahun terhadap keupayaan Sains, membaca, dan Matematika (PISA) masih di lapisan bawah. Posisi Indonesia pada 2015 terangkat enam peringkat dibandingkan dengan tahun 2012. Namun, hasilnya belum membanggakan.

Demikian pula dalam kecenderungan bidang Matematika dan Sains versi Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS).

Gugatan ini mengemuka dalam seminar bertajuk "Hasil Penilaian Pendidikan untuk Kebijakan" yang dilaksanakan Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemdikbud, Rabu (14/12), di Jakarta. Seminar yang dihadiri perwakilan dari dinas pendidikan, sekolah, dan perguruan tinggi ini dibuka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Kepala Puspendik Nizam mengatakan, siswa Indonesia bagus dalam mengerjakan soal yang sifatnya hafalan. Namun, dalam mengaplikasi dan menalar masih rendah. "Pembelajaran di sekolah, yang dimulai dari ulangan harian dan ujian sekolah, tidak mengasah menalar. Ujian nasional juga terlalu banyak ditempeli beban," ujar Nizam.

Menurut Nizam, pembelajaran lewat mata pelajaran bukan untuk menguasai pengetahuan, melainkan membangun kompetensi. Dalam abad XXI, literasi dasar (Sains, Matematika, membaca, dan teknologi) harus dikuasai. Demikian pula kecakapan berpikir kritis, kreatif, komunikasi, kolaborasi, dan karakter.

"Kita ingin supaya hasil penilaian yang ada jadi cermin untuk perbaikan. Masih ada ruang optimistis untuk berbenah dengan kerja keras," katanya.

Nizam mengatakan, diagnosis ini menunjukkan ada masalah dari hulu ke hilir yang mendesak diatasi. Soal tenaga pengajar, misalnya, mulai dari LPTK hingga pelatihan setelah jadi guru. Para guru, bahkan di sekolah rujukan, banyak yang tak bisa mengerjakan soal yang sulit dikerjakan siswa. Ada juga masalah sekolah, manajemen, dan peran keluarga yang harus dibenahi untuk mendukung perbaikan pendidikan.

Kondisi ini relevan pula dengan dari hasil TIMSS 2015. Untuk pertama kali, Indonesia ikut survei empat tahunan dalam menilai kemampuan Matematika dan Sains siswa kelas IV SD. Selama ini yang diikutkan siswa kelas VIII. Lagi-lagi Indonesia di urutan bawah. Skor Matematika 397, menempatkan Indonesia di nomor 45 dari 50 negara. Pada bidang Sains, dengan skor 397, Indonesia di urutan ke-45 dari 48 negara. Kalau bernalar dengan menggunakan data tabel/grafik hanya 4 persen benar.

Kontekstual

Peneliti Puspendik, Rahmawati, mengatakan, kemampuan siswa sebetulnya bisa dioptimalkan jika sifatnya rutin, dibiasakan, atau dekat dengan konteks sehari-hari. Jika sudah dituntut interpretasi dari beragam sumber informasi (mengaplikasikan), siswa kesulitan. Akibatnya, siswa tidak bisa membuat kesimpulan.

"Kami sudah mulai mengadakan pelatihan-pelatihan untuk guru agar bisa merangsang siswa bertanya dan juga pembuatan soal yang membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hal ini memang tak mudah untuk guru, tetapi harus mulai membiasakan di kelas," ujarnya.

Rahmah Zulaiha, peneliti Puspendik, mengatakan, dari hasil Indonesia National Assesment Programme (Penilaian Mutu Tingkat Kompetensi), yang tahun ini diujikan untuk siswa kelas V SD, menunjukkan lemahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

Menurut Rahmah, siswa harus dibiasakan berlatih soal-soal non-rutin, belajar dengan alat- alat peraga, lalu guru mengembangkan metode pembelajaran dan penilaian bernalar. (ELN)

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com