Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Saber Pungli Terima 16 Ribu Laporan dan Lakukan 16 OTT

Kompas.com - 09/12/2016, 14:32 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menyampaikan hasil kerja satuan tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli), Jumat (9/12/2016).

Wiranto mengatakan, hingga hari ini posko Saber Pungli telah menerima sekitar 16 ribu laporan terkait praktik pungutan liar dari masyarakat.

Sebagian dari laporan tersebut, kata Wiranto, sudah diteruskan ke instansi terkait untuk ditindaklanjuti.

"Saya selalu melakukan kontrol pengawasan dan pengendalian terhadap satgas Saber Pungli," ujar Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/2016).

"ini kemajuannya sudah sangat bagus. Kami sudah mendapatkan sekitar 16 ribu lebih laporan masyarakat. Sebagian sudah kami sampaikan pada instansi terkait yang memang terlibat masalah pungli itu," kata dia.

Wiranto menilai saat ini niat para oknum pungutan liar mulai terkikis karena laporan dari masyarakat terbukti efektif membantu satgas dalam melakukan pemberantasan.

Dia pun menjamin kerahasiaan identitas setiap pelapor tidak akan bocor.

Wiranto pun memastikan tim satgas Saber Pungli tidak akan bersifat periodik. Menurut dia, satgas akan terus bekerja selama praktik pungutan liar masih ada.

"Justru kata sapu bersih menjadi pedoman kami bahwa sebelum bersih tidak akan berhenti. Kami akan terus bekerja dan menindaklanjuti itu," kata Wiranto.

Ditemui secara terpisah Ketua Satgas Saber Pungli, Inspektur Pengawasan Umum Polri, Komisaris Jenderal Dwi Priyatno mengatakan, sejak dibentuk satgas Saber Pungli telah melakukan 16 operasi tangkap tangan (OTT).

OTT terakhir dilakukan di Kabupaten Sampang terkait alokasi dana desa. Satgas Unit Pemberantasan Pungli (UPP) Daerah telah menangkap seorang oknum pegawai Kecamatan yang melakukan pemotongan dana desa.

(Baca: Satgas Saber Pungli Polda Jatim Tangkap Tangan Aparat Desa di Sampang)

"Sementara ini OTT ada 16 kasus, yang terakhir itu di Sampang, kasusnya alokasi dana desa. Sekarang masih diproses di tim saber pungli Jawa Timur, ujar Dwi.

Terkait 16 ribu laporan yang telah diterima, Dwi menuturkan bahwa laporan tersebut akan dipilah oleh tim pusat sebelum dilimpahkan pada kementerian dan lembaga terkait.

Artinya setiap kasus akan dilihat apakah cukup dilakukan pencegahan atau penindakan bila berkas laporannya sudah lengkap.

Dia menegaskan tim satgas pusat terus melakukan koordinasi dan pembaruan data laporan dengan Unit Pemberantasan Pungli di daerah.

"Sebagian (laporan) sudah dikirimkan ke kementerian, lembaga dan daerah. Kami selalu update, nanti hari selasa ketua UPP daerah kami berikan data untuk segera ditindaklanjuti. Updatenya terus menerus," kata Dwi.

Kompas TV Pasca OTT, Pihak Koperasi Upaya Karya Sanggah Adanya Pungli
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com