BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Umum KONI Jawa Barat, Ahmad Saefudin, akan menyelidiki terkait adanya laporan penggunaan doping oleh atlet peraih medali asal Jawa Barat pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat.
Hal itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari laporan National Dope Testing Laboratory di New Delhi, India, yang mengungkap ada 12 atlet peraih medali positif menggunakan obat terlarang. Beberapa yang terlibat merupakan atlet asal Jawa Barat.
Ahmad mengaku terkejut dengan laporan tersebut. Sebab, pihaknya telah menyosialisasikan penggunaan obat atau suplemen yang tidak boleh digunakan atlet.
"Kalau masih ada hal-hal seperti itu, berarti ada ketidak sinkronan dengan apa yang kita sampaikan," ucap Ahmad, Selasa (29/11/2016).
Jika sejumlah atlet Jabar terbukti menggunakan doping, Ahmad berkeyakinan atlet bersangkutan tak sengaja mengonsumsi obat tersebut.
"Saya yakin atlet kami ini tidak sengaja menggunakan zat doping tersebut. Bisa saja, saat atlet terserang flu, mereka tidak sengaja meminum obat flu yang ternyata ada kandungan doping," ujarnya.
"Satu-satunya cara adalah kami harus menginventarisasi vitamin atau obat yang harus digunakan atlet. Pasti atlet ini intinya tidak paham dan tidak ada unsur kesengajaan," ujar dia.
"Kalau ternyata ada komponen doping di vitamin, saya harus segera merilis apa saja vitamin yang berhak di konsumsi atlet," tambahnya.
Ketua Bidang Pertandingan PB PON XIX/2016 Jabar, Yudha Munajat, membenarkan kabar tersebut. Sebagai sanksinya, atlet tersebut tidak akan diberikan bonus yang sudah dijanjikan dan bahkan medali akan segera dicabut.
"Siapa pun tidak diperkenankan mengekspos namanya (atlet doping), karena kewenangan KONI pusat. Yang pasti, sesuai dengan peraturan, atlet tersebut tidak akan diberikan bonus dan medali dicabut, sekaligus ada sanksi," ucapnya.
Yudha menilai, persentase penggunaan doping tidak terlalu signifikan apabila dibandingkan PON sebelumnya lantaran jumlah medali yang diperebutkan lebih banyak.
"Namun, kita juga berharap, pada PON mendatang tidak terjadi lagi atlet yang menggunakan doping," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.