Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Panglima TNI Gagas Gerakan Nusantara Bersatu

Kompas.com - 24/11/2016, 19:05 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menggagas aksi Nusantara Bersatu di seluruh wilayah Indonesia pada 30 November mendatang.

Dalam aksi tersebut, Panglima mengajak seluruh elemen masyarakat berkumpul di tempat terbuka seperti alun-alun atau pusat kota, dengan mengenakan ikat kepala merah putih.

“Tema-nya Indonesia milikku, Indonesia milik kita bersama, itulah Bhineka Tunggal Ika. Kita tunjukkan bersama-sama, di situ kita berbicara,” kata Gatot, di Kantor Kemendagri, Kamis (24/11/2016).

Gagasan kegiatan Nusantara Bersatu berawal ketika Gatot bertemu seorang anak kelas satu SMP.

Kepadanya, anak SMP itu mengatakan bahwa kehidupan yang dijalaninya tak seberuntung Panglima TNI.

“Enak ya Panglima TNI sekarang hidup,” kata Gatot menirukan perkataan anak itu.

“Lho kenapa Dek?” balas Gatot.

“Panglima TNI hidup diwarisi oleh para pahlawan yang mereka gugur mengorbankan darah, tenaga, dan nyawa. Kami, seumur Panglima belum tentu,” lanjut anak itu.

Setelah itu, Gatot mengklaim, mendapat telepon dari seorang ulama besar yang memberikan informasi bahwa ada upaya untuk menggulingkan kekuasaan.

Untuk itu, ia menggagas kegiatan Nusantara Bersatu yang bertujuan untuk mengantisipasi upaya-upaya tersebut.

Di Jakarta, kegiatan akan difokuskan di Monas sekitar pukul 07.00 WIB.

Sejumlah kegiatan akan digelar, seperti membaca puisi mengenai Indonesia dan berdoa bersama.

Selain itu, Panglima juga mengimbau agar rencana unjuk rasa yang akan digelar 2 Desember mendatang diurungkan.

“Alangkah indahnya kalau tanggal 2 itu memperkuat apa yang sudah menjadi cap internasional bahwa Indonesia adalah penduduk mayoritas Islam yang damai. Lebih indah diganti doa bersama-sama,” kata dia.

Kompas TV Himbauan Polisi Terkait Aksi 2 Desember
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com