Kebijakan-kebijakan Ahok yang Diubah Sumarsono
Sumarsono Kembali Anggarkan Hibah Bamus Betawi, Ini Kata Ahok
Ada Spanduk "Asal Bukan Ahok, Calon Gubernur Kite Agus, Basuki, dan Anies"
Progres Janji Ahok di Kalijodo...
3. Bawaslu DKI Dinilai Tak Profesional Tangani Penghadangan Kampanye
Badan Pengawas Pemilu Provinsi DKI Jakarta dinilai tak profesional menangani kasus penghadangan kampanye terhadap pasangan petahana pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.
Pendapat itu diungkapkan pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris, dalam diskusi bertema "Gangguan Kampanye, Bentuk Penistaan Demokrasi", di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2016).
Dia menilai tidak profesionalnya Bawaslu terlihat karena kasus tersebut baru diproses setelah adanya laporan dari tim kampanye Ahok-Djarot.
"Fenomena penghadangan saya melihat penyelenggara pemilu tidak profesional. Dalam kasus ini, Bawaslu harusnya jemput bola, tidak menunggu," kata Haris.
Baca lebih lengkap di sini.
Penghadangan kampanye terhadap pasangan calon kepala daerah dinilai merupakan strategi politik kuno dan memalukan. Selain itu, penghadangan kampanye tidak dibenarkan oleh undang-undang.
Pendapat itu dilontarkan Koordinator Forum Masyarakat Perduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang dalam diskusi bertema "Gangguan Kampanye, Bentuk Penistaan Demokrasi", di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/11/2016).
"Itu gaya politik yang sudah sangat kuno. Gaya politik dengan pendekatan yang primitif. Harusnya di era seperti ini kalaupun ada upaya menghambat lawan ada cara yang jauh lebih cerdas, santun, dan jauh lebih terhormat," kata Salang.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga:
Bawaslu DKI Bantah Tidak Profesional Tangani Penghadangan Kampanye
Penghadang Kampanye Djarot Dipulangkan Setelah Diperiksa 10 Jam
4. Polisi Tangkap Anggota Kelompok Pimpinan Bahrun Naim di Majalengka
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, Rio merupakan anggota kelompok Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara (JADKN) yang dipimpin Bahrun Naim.
"Yang bersangkutan jaringan Bahrun Naim," ujar Boy saat dikonfirmasi, Rabu siang.