PALMERAH, KOMPAS.com — Senin (21/11/2016) kemarin, ranah politik nasional masih diwarnai dengan persoalan yang tersisa dari demo 4 November 2016. Presiden Joko Widodo terus melakukan konsolidasi politik dengan berbagai pihak.
Terakhir, Jokowi tampak menerima Megawati Soekarnoputri di Istana Negara. Megawati datang atas nama Presiden kelima RI, bukan sebagai pimpinan partai politik.
Di hadapan media massa, Jokowi sempat ditanya apakah akan menjumpai Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden keenam RI?
Simak jawaban Jokowi berikut ini. Inilah berita-berita kemarin yang perlu Anda baca, disajikan khusus untuk Anda yang tak sempat mengikuti perkembangan berita kemarin.
1. Apakah Akan Bertemu SBY? Ini Jawaban Jokowi
Hal itu disampaikan Jokowi di sela pertemuan dengan Presiden kelima RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Istana Merdeka, Jakarta.
"Ya, nanti semuanya akan kita atur," ujar Jokowi, Senin (21/11/2016).
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo mengatakan, partainya dalam posisi wait and see atau menunggu kabar baik dari Presiden Jokowi jika ingin mengundang atau bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pernyataan Roy ini menanggapi pertemuan Jokowi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Kamis (17/11/2016).
"Posisinya Pak SBY atau Cikeas wait and see. Menunggu sinyal atau kabar baik. Kami siap kapan saja. Tidak ada rintangan sekecil apa pun dari Pak SBY," ujar Roy, saat dihubungi, Jumat (18/11/2016).
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Jokowi dan Megawati Makan Siang Ikan Bakar dan Mi Goreng
2. Kapolri Akan Keluarkan Maklumat Larang Aksi Digelar di Sekitar Bundaran HI
Rencana aksi unjuk rasa tersebut masih terkait dengan kasus dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Pasalnya, para peserta aksi tersebut akan menutup jalan utama Ibu Kota, tempat ribuan kendaraan melintas di sana setiap harinya.
"Kapolri akan mengeluarkan maklumat untuk itu, termasuk polda-polda," ujar Tito di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (21/11/2016).
Tito mengaku tidak melarang unjuk rasa, tetapi hanya menetapkan larangan bagi pengunjuk rasa untuk menggunakan lokasi yang dianggap mengganggu aktivitas warga.
Tito menegaskan, jika aksi tetap dilakukan di sekitar Bundaran HI, polisi akan membubarkannya.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Panglima TNI: Kalau Makar Bukan Urusan Polisi Saja, melainkan TNI Juga
3. Polisi Akan Minta Keterangan Amien Rais dan Rizieq Shihab Terkait Kasus Ahmad Dhani
Adapun orang-orang yang akan dimintai keterangan sebagai saksi dalam kasus tersebut di antaranya Rizieq Shihab, Amien Rais, Munarman, Eggi Sudjana, Ratna Sarumpaet, Mulan Jameela, dan Ahmad Dhani.
"Iya betul, mereka dimintai keterangan untuk kasusnya Ahmad Dhani yang dilaporkan oleh Riano Oscha, laporannya tanggal 7 November lalu. Mereka dipanggil untuk dimintai keterangan tanggal 24 November nanti," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono saat dikonfirmasi, Senin (21/11/2016) malam.
Baca selengkapnya di sini.
4. Ketika Ahok Mengakui Kesalahannya dan Memohon Doa...
Pernyataan dari pria yang akrab disapa Ahok itu bermula dari Abdul Muis, seorang kakek berkursi roda, yang menjadi orang pertama yang menyampaikan aduannya di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/11/23 16) pagi.
Ahok yang berada di atas panggung langsung menghampiri Abdul Muis yang duduk di kursi roda. Dengan terbata-bata, Abdul Muis menyampaikan doanya kepada Ahok.
"Saya harap Bapak sabar saja (dengan permasalahan yang ada), Pak. Semoga Bapak terpilih lagi jadi gubernur," kata Abdul kepada Ahok.
Ahok terlihat mengangguk-angguk dan mengamini doa Abdul Muis. Setelah itu, ia berterima kasih atas doanya.
Selain itu, Ahok menegaskan dirinya akan memperbaiki sikap dan tutur katanya sehari-hari. Ahok berjanji tidak akan lagi menantang pihak lain untuk berkelahi. Ahok menjadikan kasus dugaan penistaan agama sebagai pembelajaran dalam kehidupannya.
Simak berita selengkapnya di sini.
Baca juga: Saat Ahok Usap Perut Andien dan Usulkan Nama untuk Bayinya
5. Seekor Kera Jahil Memicu Pertempuran di Libya, 16 Orang Tewas
Tank, mortir, dan senjata berat lainnya digunakan selama bentrokan bersenjata di kota Sabha, Libya, seperti dilaporkan Daily Mirror, Minggu (20/11/2016).
Kera itu, milik seorang penjaga toko dari kelompok Gaddadfa, dilaporkan menyerang sebuah kerumunan anak perempuan sebuah sekolah yang sedang melintas dekat toko di Sabha.
Binatang itu menarik jilbab salah seorang murid perempuan dari suku Awlad Suleiman hingga copot yang membuat pejuang suku mengamuk.
Mereka pun menyerang komunitas Gaddadfa hingga tiga orang tewas, termasuk kera usil tadi.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: HP Dicas Semalaman, Kamar Tidur Remaja Ini Ludes Terbakar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.