Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Menjaga Intan-Intan Kita, Saatnya Merawat Toleransi

Kompas.com - 15/11/2016, 08:14 WIB
Amir Sodikin

Penulis

PALMERAH, KOMPAS.com - Senin (14/11/2016) kemarin, pemberitaan di media ini masih diwarnai dengan pemutakhiran peristiwa ledakan bom molotov di Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur.

Kemarin, kita juga menerima berita pilu meninggalnya balita Intan Marbun (3) korban ledakan bom molotov yang sempat dirawat di rumah sakit. Indonesia kembali berduka.

Tokoh agama mengingatkan kita semua bahwa terorisme adalah bentuk dari penistaan agama dan penyalahgunaan agama. Kematian Intan harus menyadarkan kita semua betapa tak ternilainya untuk selalu menjaga sikap inklusiv keagamaan kita.

Jangan sampai, kebinekaan yang telah lama disemai para pendiri bangsa, musnah begitu saja oleh kepentingan sesaat yang sesat. Dari para tokoh agama, kita bisa menangkap pesan kuat: saatnya kita untuk menjaga Intan-Intan kita, saatnya merawat toleransi.

Di luar berita dari Samarinda, dunia politik masih didominasi suasana menjelang Pemilihan Kepala Daerah di DKI Jakarta. Panghadangan oleh kelompok orang tertentu terhadap salah satu pasangan calon masih terjadi.

Bagi Anda yang kemarin tak sempat menyimak pemberitaan kami, berikut ini rangkuman berita kemarin yang layak untuk Anda ikuti.

 

1. Ketum PBNU: Yang "Ngebom-ngebom" Itu Juga Menistakan Agama

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Aksi seribu lilin di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (14/11/2016). Aksi damai ini bentuk solidaritas dan doa untuk korban bom molotov di Samarinda.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengutuk pengeboman yang dilakukan di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur.

Ia menilai, tindakan itu telah mencoreng kesucian Islam.

"Yang ngebom-ngebom itu juga melakukan penistaan agama. Penistaan itu berupa ucapan, juga perilaku yang mencoreng, mengotori kemurnian dan kesucian Islam," kata Said Aqil, saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/11/2016) sore.

Said Aqil menegaskan, Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan.

Sakina Rakhma Diah Setiawan Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj di Gedung PBNU, Senin (13/6/2016).
Islam, kata dia, adalah agama yang rahmatan lil alamin dan jauh dari kekerasan.

"Nabi Muhammad juga tidak pernah melakukan kekerasan. Yang dilakukan ISIS itu demi Allah bertentangan dengan Islam," kata dia.

Said Aqil mengatakan, Indonesia adalah negara yang kaya kebinekaan dan keberagaman.

Keberagaman tersebut harus terus dijaga dan tidak boleh diwarnai aksi kekerasan.

 

"Kesimpulannya, mari rakyat kita bersatu. Kita kawal kebinekaan, keberagaman," kata dia.

Baca berita selengkapnya di sini.

 

2. Din Syamsuddin: Tindak Kekerasan Bentuk Penyalahgunaan Agama

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Olga Lydia turut serta dalam aksi seribu lilin di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (14/11/2016). Aksi damai ini bentuk solidaritas dan doa untuk korban bom molotov di Samarinda.
Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) Din Syamsuddin menyesalkan aksi ledakan bom di Gereja Oikumene, Samarinda, Minggu (13/11/2016).

Din mengecam tindakan yang terjadi di depan perempuan dan anak-anak itu.

"Apalagi ketika umat Kristiani sedang menunaikan kebaktian dan juga menimbulkan korban, wanita ataupun anak-anak," kata Din saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/11/2016).

Menurut Din, apa pun motifnya, tindakan pengeboman gereja tidak dapat ditoleransi.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI Din Syamsuddin.
Aksi kekerasan tersebut, lanjut Din, tidak sesuai dengan ajaran agama mana pun yang menekankan kasih sayang dan perdamaian.

"Tindak kekerasan seperti itu adalah bentuk penyalahgunaan agama," ucap Din.

Din mengimbau kepada umat beragama, khususnya umat Kristen dan Islam, agar dapat tetap tenang dan menahan diri.

Hal itu, lanjut Din, diperlukan agar tidak terhasut oleh upaya provokasi yang dapat memecah belah masyarakat.

Simak berita selanjutnya di sini.

Baca juga: PGI Imbau Masyarakat Tetap Tenang Setelah Ada Pengeboman di Samarinda


3. #RIPIntan, Maafkan Kami Nak... Maafkan...

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Aksi seribu lilin di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (14/11/2016). Aksi damai ini bentuk solidaritas dan doa untuk korban bom molotov di Samarinda.

"Adik kami akhirnya meninggal. Pagi ini masih di ruang jenazah RS AW Sjahranie," ujar Nopi, kerabat dari keluarga balita Intan Marbun (3).

Senin (14/11/2016), dukacita terasa di linimasa media sosial. Tagar #RIPIntan langsung menjadi topik tren di Twitter. Rasa pilu terasa begitu menyesap perih di sanubari para netizen.

Intan Marbun, balita mungil nan cantik itu mengembuskan napas terakhir pada Senin (14/11/2016) dini hari di RS AW Sjahranie. Ia tak lagi mampu menahan dampak ledakan bom molotov yang dilemparkan ke Gereja Oikumene pada Minggu (13/11/2016).

Kejengkelan netizen yang selama ini mengendap-endap di dalam hati, sebagian tampak ditumpahkan di media sosial. Kejengkelan itu terutama ditujukan kepada para elite politik dan figur publik yang selama ini hanya sibuk berebut kekuasaan dengan segala cara, lupa memelihara kebinekaan dan inklusivisme.

Gegap gempita perebutan kekuasaan di berbagai daerah memang sedang memanas jelang Pemilihan Kepala Daerah. Kabar pilu yang datang dari Kelurahan Sengkotek, Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, itu seolah menyadarkan kita bahwa betapa kita makin permisif dengan berbagai sikap dan aksi intoleransi di berbagai daerah.

Simak selengkapnya di sini.

Baca juga: Cerita Samuel Menangkap Pelempar Bom Molotov di Samarinda


4. Menurut Kapolri, Ahok Akan Hadirkan Ahli Tafsir dari Mesir dalam Gelar Perkara

KOMPAS.com/SRI LESTARI Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan, para pelapor dan terlapor dalam kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama akan mendatangkan sejumlah ahli.

Menurut dia, Ahok akan membawa ahli tafsir dari Mesir.

"Itu dari pihak terlapor ya. Pihak terlapor kan boleh mengajukan," ujar Tito, di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Senin (14/11/2016).

Tito mencontohkan kasus pembunuhan Mirna Wayan Salihin oleh Jessica Kumala Wongso.

Dalam sidang, Jessica mengajukan saksi ahli dari Australia. Menurut dia, baik pelapor maupun terlapor bebas mengajukan ahli yang menurut mereka kompeten di bidangnya.

"Kalau dari terlapor ngambil dari Mesir ya silakan. Enggak ada masalah," kata Tito.

Simak berita selengkapnya di sini.


5. Ditantang Tunjukkan Alamat Rumah, Penghadang Djarot di Pasar Baru Kabur

Alsadad Rudi Aksi penghadangan massa terhadap Kunjungan kampanye calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat di permukiman warga di Jalan Karanganyar, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (14/11/2016).
Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat, sempat berdebat dengan salah seorang penghadang kunjungan kampanyenya di permukiman warga di Jalan Karanganyar, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (14/11/2016).

Perdebatan terjadi saat orang itu meminta Djarot untuk balik kanan dan tidak melanjutkan perjalanan. Namun, Djarot menolaknya.

Kepada orang itu, Djarot menegaskan tidak ada warga setempat yang menolaknya. Penegasan itu disampaikannya sambil berteriak bertanya ke warga lain yang ada di sekitanya.

Djarot: Eh, Anda semua boleh enggak saya masuk sini?

Warga: Boleeeeeeh!

Djarot: Jadi ini kenapa? Jangan maksain kehendak dong.

Penghadang: Ini bukan kemauan saya, tapi kemauan masyarakat di sini.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Dibantu Polisi, Djarot Terobos Massa Penghadangnya di Pasar Baru

6. Donald Trump Tegaskan Tak Akan Ambil Gajinya sebagai Presiden AS

KARIM RASLAN Materi kampanye Donald Trump.
Presiden terpilih AS Donald Trump dalam sebuah wawancara menegaskan bahwa dia tidak akan mengambil gajinya sebagai presiden.

Gaji presiden AS yang disebut Trump itu sebesar 400.000 dollar AS atau sekitar Rp 5,3 miliar setahun.

Artinya, setiap bulan, sebagai presiden AS, Trump berhak mengantongi sekitar Rp 447 juta untuk gajinya.

"Saya tak akan mengambil gaji (presiden). Saya tegaskan tidak akan mengambilnya," kata Trump dalam program "60 Minutes" di stasiun televisi CBS.

Pernyataan ini sekaligus menegaskan janji yang dibuatnya dalam kampanye presiden pada September lalu.

"Namun, undang-undang mengharuskan saya mengambil sedikitnya 1 dollar. Jadi saya akan ambil 1 dollar saja," Trump menegaskan.

Ini adalah salah satu janji yang kemungkinan bakal dipenuhi Trump saat resmi menjabat sebagai presiden AS.

Simak berita selengkapnya di sini.


7. Siap-siap Begadang, Tiket Murah KAI Sudah Bisa Dibeli

KOMPAS/HERU SRI KUMORO Ilustrasi: Antrean pembelian tiket kereta api untuk mudik Lebaran di Stasiun Gambir, Jakarta beberapa waktu lalu
Sudah punya rencana liburan akhir tahun? Jika iya, maka siap-siap berburu tiket kereta api dengan harga murah. Pada masa-masa tertentu, PT KAI menghadirkan program promo tiket murahnya secara rutin.

Kali ini, PT KAI menghadirkan promo “Early Holiday Sale” untuk 31 KA keberangkatan dari dan ke wilayah Daop 1 Jakarta.

"Intinya agar calon penumpang biasanya merasa harga tiket mahal bisa juga menikmati dengan harga murah tapi service pelayanan tidak berbeda," kata Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta, Sapto Hartoyo, kepada KompasTravel.

Program promo tiket Early Holiday Sale ini berlaku untuk periode penjualan dan pemesanan tanggal 15 November – 7 Desember 2016 dan periode keberangkatan 15, 16, 22, 23, 29, 30 November dan 6, 7 Desember 2016 di 31 KA komersil (non PSO) berbagai kota tujuan di Jawa. 

"Waktu pemesanan tiket dibuka Senin, 14 November pukul 00.00," katanya. Berapa tarif spesial yang dijanjikan ini? Simak berita lengkapnya di sini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com