Siti berpendapat, tak ada upaya menggulingkan Jokowi sebagai Presiden.
Rumor Koalisi Merah Putih (KMP) menggulingkan Jokowi pada awal pemerintahan Jokowi-JK adalah salah satu bukti betapa sulit, rumit, dan mustahilnya penggulingan Presiden.
Pesan Presiden semacam itu, menurut Siti, tidak akan menyelesaikan persoalan, justru menambah keruh suasana.
Gesture Presiden dinilainya akan membangun budaya politik saling curiga dan saling tidak percaya.
Jika memang ada aktor politik yang menunggangi demo 4 Nobember, hal itu merupakan urusan Polri untuk mengusutnya.
Siti yakin Presiden Jokowi sudah banyak belajar dari dua tahun kepemimpinanny dan mampu mengelola persoalan ini hingga menuju stabilitas nasional.
Pekan konsolidasi
Selama sepekan ini, Presiden aktif memanggil dan menemui berbagai kelompok dan lembaga, mMulai dari TNI, Polri, ulama, habib, pimpinan pondok pesantren, tokoh partai politik hingga unsur media massa.
(Baca: Dikritik karena Tafsirkan Pernyataan Ahok, Ini Penjelasan Kapolri)
Berikut catatan Kompas.com soal konsolidasi dengan sebagian pihak itu.
7 November 2016.
Mendadak, Presiden Jokowi menggelar apel militer di Kantor Mabes TNI Angkatan Darat, Jakarta Pusat.
Dua pesan yang dia sampaikan. Pertama, TNI jangan sampai mentolerir gerakan memecah belah dan mengadu domba bangsa dengan provokasi dan politisasi.
"Jangan ragu bertindak demi keutuhan NKRI kita," kata dia.
Kedua, Jokowi meminta TNI memperbaiki diri. Memegang teguh kesatuan komando, memegang teguh Sapta Marga dan sumpah prajurit.
Pada hari yang sama, Presiden bertandang ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Di sana, Jokowi menegaskan, ia tidak akan melindungi Basuki dalam perkara itu.
"Saya tegaskan tadi bahwa proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama akan dilakukan dengan tegas dan transparan dan saya rasa rakyat perlu tahu, saya tidak akan melindungi saudara Basuki Tjahaja Purnama karena sudah masuk dalam proses hukum," ujar Jokowi.
8 November 2016
Jokowi menyambangi Polri. Seusai sarapan nasi kotak dengan menu yang sama bersama 602 personel Polri, Presiden meminta Polri jangan kalah oleh kelompok-kelompok kecil yang ingin merusak keberagaman dan persatuan di Indonesia.
"Jangan ragu dalam bertindak untuk penegakkan hukum yang tegas. Tidak boleh institusi sebesar Polri, ragu, kalah apalagi, terhadap kelompok, organisasi atau tokoh siapapun," ujar Jokowi.
Setelah itu, Presiden melanjutkan komunikasinya ke Pengurus Pusat Muhammadiyah.
9 November 2016
Presiden memanggil sejumlah pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam ke Istana.
Sebanyak 17 orang datang bertatap muka dengan Presiden.
Jokowi berterima kasih karena mereka telah memberikan komentar yang sejuk untuk menenangkan umat terkait demo 4 November.
Ia meminta kesejukan itu dijaga.
Untuk kedua kalinya, Jokowi menegaskan kembali bahwa dia tidak melindungi Basuki.
Presiden berjanji untuk mendorong proses hukum Basuki secara cepat, adil, dan transparan.
10 November 2016
Presiden menyambangi Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Cijantung.
Setelah sempat mendapatkan penjelasan soal betapa mematikannya senjata yang dimiliki Kopassus, Jokowi mengatakan bahwa Kopassus adalah pasukan cadangan yang dapat ia gerakkan sewaktu-waktu jika negara dinilai dalam kondisi darurat.
Pada hari yang sama, Presiden juga bertemu puluhan ulama, habib dan pimpinan pondok pesantren se-Jawa Barat dan Banten.
Presiden meminta ulama dan habaib menenangkan umat terkait perkara Basuki.
Jokowi juga menjelaskan alasan mengapa dirinya tidak menemui demo 4 November.
Jokowi mengaku, ingin sekali dekat dengan demonstran dengan shalat Jumat di Masjid Istiqlal.
Namun, keinginan itu 'mentok' lantaran protokol Istana, Panglima TNI, Kapolri hingga Kepala BIN menyarankan untuk tidak bertemu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.