JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo mendapatkan penjelasan tentang mematikannya alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digunakan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Penjelasan itu disampaikan salah satu perwira Kopassus, Mayor Romadhoni, sebelum Presiden memberikan pengarahan kepada 1.720 personel Kopassus di Lapangan Markas Kopassus, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (10/11/2016) pagi.
Begitu Presiden memasuki area lapangan, Mayor Romadhoni kemudian menghampiri Jokowi dan meminta izin untuk menjelaskan alutsista yang digunakan Kopassus.
(Baca: Jokowi Tabur Bunga di Makam Para Pahlawan Ini)
Jokowi mendapatkan penjelasan soal profil para prajurit Kopassus, mulai dari tim penerjun, penyelam, penyusup, penjinak bahan peledak, hingga tim satwa.
Khususnya, penjelasan diberikan untuk profil personel Satuan 181 Penanggulangan Teror yang sangat efektif melumpuhkan musuh.
"Prajurit Satuan 181 mempunyai kemampuan, yaitu kemampuan untuk diterjunkan atau diselamkan. Ini adalah kemampuan untuk melakukan infiltrasi, baik melalui udara maupun melalui air," papar Romadhoni.
Sementara, soal profil penembak runduk, Romadhoni juga menjelaskan betapa efektifnya personel itu untuk melumpuhkan musuh lantaran jenis peluru berkaliber besar.
"Di hadapan kita adalah profil perlengkapan penembak runduk, menggunakan senjata peredam dengan kaliber 7,62 milimeter," papar dia.
Selain itu, Jokowi juga diberi penjelasan mengenai sejumlah varian senjata milik penembak runduk. Salah satunya adalah AX50 dengan peluru berkaliber 12,7 milimeter yang dilengkapi teropong dan penyelaras malam.
(Baca: Jokowi Pimpin Upacara Hari Pahlawan di TMP Kalibata)
"Senjata ini antimaterial, yang dapat menembus baja," ujar Romadhoni.
Mendapatkan seluruh penjelasan itu, Presiden tampak mengangguk-anggukkan kepala. Sesekali, Presiden berdiskusi dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di sela-sela penjelasan tersebut.
Selain Panglima Gatot, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan KSAD Jenderal Mulyono tampak juga menghadiri acara itu.
Setelah mendapatkan penjelasan mengenai alutsista, Presiden kemudian memberikan pengarahan kepada prajurit di lapangan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.