Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta TNI Jadi Perekat Kemajemukan

Kompas.com - 07/11/2016, 14:56 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memuji kekompakkan TNI-Polri ketika mengawal unjuk rasa di kawasan Istana, 4 November 2016 lalu.

"Saya yakin bukan hanya saya, tapi seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke mengapresiasi soliditas, kekompakan dan pendekatan persuasif TNI dalam menjaga Jakarta, menjaga tanah air sehingga unjuk rasa tertib dan damai," ujar Jokowi di hadapan personel TNI saat apel militer di lapangan Mabes TNI AD, Jakarta pada Senin (7/11/2016).

Presiden meminta TNI-Polri menjaga kekompakkan di lapangan. Bahkan, kekompakkan tersebut juga harus diimplementasikan dalam setiap tingkatan, mulai dari level prajurit hingga perwira tinggi.

(Baca: Jokowi Minta TNI Jangan Ragu Tindak Pemecah Belah dan Pengadu Domba Bangsa)

"Ini penting sekali. Lakukan koordinasi dan sinergi di dalam menjalankan tugas negara," ujar Jokowi.

Jokowi yakin jika TNI-Polri solid dan kompak, maka hal itu akan menular ke seluruh aspek bangsa.

"Saya yakin ketika TNI-Polri solid, kompak, bersatu, maka kita akan bisa mempersatukan Indonesia, mempersatukan ras yang berbeda-beda, mempersatukan suku yang berbeda-beda, mempersatukan agama yang berbeda di negara kita dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa kita," ujar dia.

"Jadilah perekat kemajemukan," lanjut Jokowi.

Hadir sebagai peserta apel, 2.185 personel TNI dari tiga matra, yakni Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut.

(Baca: Massa Bubar, Polisi dan TNI Bersihkan Sisa Unjuk Rasa di Depan Istana Negara)

Mereka adalah personel yang mengamankan aksi unjuk rasa Jumat, 4 November 2016 lalu di kawasan Istana. Uniknya, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bertindak selaku pemimpin apel tersebut.

Cuaca saat apel sangat terik. Presiden yang mengenakan kemeja batik cokelat lengan panjang tampak bercucuran keringat. Meski demikian, Jokowi tampak tidak mengelapnya dan membiarkannya membasahi wajah.

Kompas TV Panglima TNI: Tak Ada Toleransi Bagi Gerakan Pemecah Bangsa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Nasional
Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Nasional
Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Nasional
Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Nasional
Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Nasional
Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Nasional
Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Nasional
Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Nasional
Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Nasional
Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Nasional
Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Nasional
Petugas 'Ad Hoc' Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Petugas "Ad Hoc" Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Nasional
Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Nasional
Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com