Prabowo yang partainya mendukung pasangan nomor urut 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, tetap berharap demo berlangsung secara sejuk.
"Jangan sampai ada unsur yang mau memecah belah bangsa, itu yang kita jaga. Kita negara majemuk. Banyak suku, agama ras. Kalau ada masalaah kita selesaikan dengan sejuk dan damai," tambah mantan Danjen Kopassus ini.
Sementara, Jokowi hanya menambahkan apa yang sudah disampaikan Prabowo. Ia berharap agar tokoh politik dan tokoh agama berperan dalam menjaga kedamaian di masyarakat di tengah panasnya kompetisi pilkada.
(Di Rumah Prabowo, Jokowi Sebut 2019 Bisa Ada Rivalitas Lagi)
"Tokoh-tokoh agama ikut mendinginkan suasana, ikut menyejukkan, tokoh politik ikut mendinginkan," kata Jokowi.
Pertemuan serta pesan damai yang dibawa Jokowi dan Prabowo kali ini diyakini bisa menyejukkan situasi politik yang panas dalam Pilkada DKI.
Ketua DPR Ade Komarudin mengatakan, setidaknya keakraban Jokowi dan Prabowo di atas kuda bisa menjadi contoh bagi masyarakat.
Perbedaan pandangan dalam politik tidak seharusnya memecah belah masyarakat.
"Sekurang-kurangnya akan mendinginkan suasana karena yang pernah bersaing dalam Pilpres saja bisa duduk bersama untuk mikirin negeri ini, apalagi yang lain dong," kata Ade.
Sementara pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sutidjo, menilai Prabowo punya kemampuan menenangkan organisasi-organisasi Islam yang ikut serta dalam aksi demo pada 4 November.
(Baca: Kembali Ditemui Jokowi, Prabowo Merasa Dapat Kehormatan Besar)
Pasalnya, pada Pemilu Presiden 2014, Prabowo memiliki hubungan dekat dengan sejumlah organisasi Islam.
"Jokowi tahu persis posisi Prabowo penting untuk meyakinkan kelompok-kelompok Islam yang keras. Prabowo diharapkan dapat menenangkan kelompok Islam itu, yang pernah berkoalisi dengannya saat Pilpres 2014," kata Arie.
Masalah dan Solusi
Jika ditilik kebelakang, pertemuan Jokowi dan Prabowo memang terjadi bukan hanya sebagai ajang silaturahmi dan reuni biasa.
Selalu ada masalah yang mengiringi pertemuan, dan selalu ada solusi yang muncul dari hasil pertemuan itu.
Pertemuan pertama terjadi pada 17 Oktober 2014 lalu. Saat itu, Jokowi yang masih berstatus Presiden terpilih mendatangi kediaman Prabowo di Kertanegara, Kebayoran, Jakarta Selatan.
Meski sisa-sisa perpecahan pasca pilpres masih terasa, nyatanya pertemuan tersebut berlangsung lancar dan penuh keakraban.