Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Demokrasi Indonesia Sedang Mengalami Cobaan  

Kompas.com - 29/10/2016, 19:58 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menilai saat ini proses berdemokrasi di Indonesia sedang mengalami sebuah cobaan.

Hal tersebut disampaikan Megawati dalam sambutannya usai menyaksikan pertunjukan "Sri Eng Tay", di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Sabtu (29/10/2015).  

"Karena ada di antara kita sendiri yang sedang berupaya untuk tidak menerima perbedaan. Seperti yang saya katakan, kita warga Indonesia tidak membedakan masalah agama, ras, atau siapa dia," kata Megawati dalam siaran pers DPP PDI-P, Sabtu malam.

Pertunjukan ini juga dihadiri oleh Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto serta sejumlah fungsionaris PDIP.  

Pertunjukan ini didukung antara lain oleh Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Yu Ningsih, Trio Gam, Henky Solaiman, Hans Huang, Alena Wu, Febrianti Nadira, Flora Simatupang serta tim kreatif Butet Kartaredjasa, Agus Noor, Bre Redana, Djaduk Ferianto.  

Megawati mengaku kaget diundang hadir ke acara yang merupakan kreasi budaya ini.  Namun, dia bersemangat hadir menonton sebab meyakini seni bisa jadi pemersatu.  

"Saya ingin katakan dalam narasi kebudayaan seperti yang ditampilkan tadi, kita harus setia kepada Republik Indonesia. Sehingga kita harus tahu, semua kita adalah satu," kata Megawati.

"Saya sering  katakan karena anak muda senangnya berbahasa asing, all for one and one for all, kita adalah satu warga negara Indonesia," ujarnya.  

Untuk itu, Megawati meminta kepada semua pihak secara bersama-sama dalam menjalankan proses demokrasi di tengah situasi berbeda tidak disikapi dengan cara kekerasan, tapi menempuh jalan damai. 

"Mari bersatu, apa pun yang terjadi, mari secara lakukan secara damai di bumi Indonesia. Tolong pesan ini disampaikan ke mana-mana," tutur Megawati.  

Kompas TV Megawati: Memangnya Saya Minta Mahar?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com