Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW Kritik KPK yang Tak Lanjutkan Kasus Dugaan Suap ke Kajati DKI

Kompas.com - 29/10/2016, 17:58 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Divisi Korupsi Politik dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz, menganggap Komisi Pemberantasan Korupsi terlalu cepat menyimpulkan bahwa tak ada penyuapan terhadap Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Sudung Situmorang dan Asisten Pidana Khusus Kejati DKI Tomo Sitepu.

Donal mengatakan, bagaimana mungkin peristiwa penyuapan terjadi jika ada penyuap namun tak ada penerimanya.

"Sangat aneh ketika KPK terlalu cepat menyimpulkan bahwa tidak ada keterlibatan di level penerima suap. Apa yang dilakukan KPK sungguh aneh dan janggal menurut saya," ujar Donal di Jakarta, Sabtu (29/10/2016).

Donal mengatakan, jika KPK hanya memproses penyuapnya, maka patut dicurigai ada persoalan di KPK. Menurut dia, bisa saja ada "deal" antara KPK dengan kejaksaan untuk menutup saja kasus itu.

"Saya mencurigai ada 'bau amis' di KPK tentang penanganan kasus suap PT Brantas ini," kata Donal.

Donal mengatakan, persoalan suap berbeda dengan gratifikasi. Dalam kasus gratifikasi, penegak hukum bisa hanya mengincar penerimanya saja. Hal ini berbeda dengan kasus suap yamg harus ada unsur pemberi dan penerima yang bertanggung jawab.

Terlebih lagi, putusan hakim menyebutkan adanya "meeting of mind" yang diartikan sebagai kesepakatan dua pihak. Dengan demikian, sempurnalah suatu tindak pidana suap.

"Meeting of mind dianggap selesai kalau di antara pihak sedah menyetujui walau uang belum beralih," kata Donal.

"KPK, menurut saya, mencoba untuk mengingkari meeting of mind tersebut dan menutup mata," lanjut dia.

KPK sebelumnya menghentikan penyidikan kasus suap antara dua pejabat PT Brantas Abipraya, Sudi Wantoko dan Dandung Pamularno terhadap Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Sudung Situmorang dan Asisten Pidana Khusus Kejati DKI Tomo Sitepu.

Dalam kasus ini, Sudung Situmorang dan Tomo Sitepu dianggap tidak terbukti sebagai penerima suap.

"Ekspose penyidik sudah menyatakan tidak terbukti, jadi tidak dilanjutkan lagi," ujar Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan.

Penyidik disebut tidak menemukan adanya dua alat bukti untuk menetapkan Sudung dan Tomo sebagai penerima suap. Dalam kasus tersebut, tidak ditemukan komunikasi yang mengarah pada kesepakatan antara pemberi dan penerima suap.

Menurut Basaria, dalam perkara suap dua pejabat PT Brantas, calon penerima suap yakni, Sudung dan Tomo, belum tentu mengetahui keinginan dua pejabat PT Brantas untuk memberi uang.

(Baca: KPK Tak Temukan Bukti Penerima di Kasus Suap PT Brantas Abipraya)

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com