Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Mantan Ketua TPF soal Nama Hendropriyono dalam Laporan Kasus Munir...

Kompas.com - 26/10/2016, 08:31 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Kompas TV SBY Gelar Konferensi Pers soal Hilangnya Dokumen Kematian Munir

Mengapa dugaan keterlibatan AM Hendropriyono tidak diusut berbarengan dengan proses hukum tersangka pembunuhan Munir sebelumnya?

Ya, kan enggak bisa serentak. Kan yang terakhir itu Pak Muchdi PR kan? Iya kan. Ending-nya ya nanti lihat sendiri.

Proses hukum pembunuhan Munir terakhir pada 2013. Sementara itu, pemerintahan SBY periode pertama berakhir 2014. Kenapa dokumen TPF tidak diumumkan setelah proses hukum selesai?

Masih projustisia kan. Jadi di dalam temuan TPF tuh, kan kita ada beberapa tersangka, terdakwa apa segala macam di situ, yang didugalah. Tentu enggak bisa diumumkan dong. Nanti lari malingnya.

Apalagi ini pembunuhan yang terstruktur, terorganisir yang baik dan tenggangnya waktu lama. Coba penyidikannya kapan, terbentuknya TPF kapan, kan lama. Waktu itu kan sempat yang terkait bisa menghilangkan dokumen, ada waktu.

Tetapi, dalam Surat Keputusan Presiden soal pembentukan TPF Munir, ada poin agar TPF membuka hasil temuan dan rekomendasinya?

Iya, saya tahu itu. Saya mengerti. Ada item itu kan. Bukan Presiden, tetapi pemerintah. Jadi kalau pemerintah itu bisa saja menteri-menterinya, bisa saja.

Tetapi, isi dokumen itu masih ada yang mesti dikejar. Makanya tidak diumumkan itu, mungkin pertimbangan pemerintah di situ.

Kalau sekarang kan sudah diumumkan, tadi dibilang. Untuk apa ditutupi lagi, sudah terbuka. Orangnya sudah. Nah, kalau ada yang masih terganjal, silakan diusut lagi.

Sebagai mantan Ketua TPF Munir, apa yang Bapak usulkan ke pemerintahan Jokowi-Kalla mengenai kasus pembunuhan Munir ini?

Saya kira kalau ada novum (bukti baru), tindak lanjuti saja. Kan sudah bica dibaca, terang benderang.

Pak SBY katakan, ini orangnya, ini, ini, ini. Saat itu belum terbukti. Ya kalau sekarang terbukti, ya usut saja, kenapa enggak.

**
Hingga saat ini Hendropriyono belum memberikan komentar seputar kasus Munir. Kompas.com masih berusaha untuk mendapatkan keterangan dari Hendropriyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bareskrim Usut Dugaan Kekerasan oleh Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal

Bareskrim Usut Dugaan Kekerasan oleh Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal

Nasional
Pengacara Korban Kaji Opsi Laporkan Ketua KPU ke Polisi Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Pengacara Korban Kaji Opsi Laporkan Ketua KPU ke Polisi Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
Sindir Kubu Prabowo, Pakar: Amicus Curiae Bukan Kuat-Kuatan Massa

Sindir Kubu Prabowo, Pakar: Amicus Curiae Bukan Kuat-Kuatan Massa

Nasional
OJK Sudah Perintahkan Bank Blokir 5.000 Rekening Terkait Judi 'Online'

OJK Sudah Perintahkan Bank Blokir 5.000 Rekening Terkait Judi "Online"

Nasional
Bareskrim Ungkap Peran 7 Tersangka Penyelundupan Narkoba di Kabin Pesawat

Bareskrim Ungkap Peran 7 Tersangka Penyelundupan Narkoba di Kabin Pesawat

Nasional
Pengacara Minta DKPP Pecat Ketua KPU Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Pengacara Minta DKPP Pecat Ketua KPU Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
Canda Hasto Merespons Rencana Pertemuan Jokowi-Megawati: Tunggu Kereta Cepat lewat Teuku Umar

Canda Hasto Merespons Rencana Pertemuan Jokowi-Megawati: Tunggu Kereta Cepat lewat Teuku Umar

Nasional
Pemerintah Bakal Bentuk Satgas Pemberantasan Judi 'Online' Pekan Depan

Pemerintah Bakal Bentuk Satgas Pemberantasan Judi "Online" Pekan Depan

Nasional
Ketua KPU Diadukan Lagi ke DKPP, Diduga Goda Anggota PPLN

Ketua KPU Diadukan Lagi ke DKPP, Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
KPK Duga Anggota DPR Ihsan Yunus Terlibat Pengadaan APD Covid-19

KPK Duga Anggota DPR Ihsan Yunus Terlibat Pengadaan APD Covid-19

Nasional
Projo Sebut Kemungkinan Prabowo Jadi Jembatan untuk Pertemuan Jokowi-Megawati

Projo Sebut Kemungkinan Prabowo Jadi Jembatan untuk Pertemuan Jokowi-Megawati

Nasional
Pakar Sebut Hakim MK Mesti Pertimbangkan Amicus Curiae Meski Bukan Alat Bukti

Pakar Sebut Hakim MK Mesti Pertimbangkan Amicus Curiae Meski Bukan Alat Bukti

Nasional
Bareskrim: 2 Oknum Karyawan Lion Air Akui Selundupkan Narkoba 6 Kali, Diupah Rp 10 Juta Per 1 Kg

Bareskrim: 2 Oknum Karyawan Lion Air Akui Selundupkan Narkoba 6 Kali, Diupah Rp 10 Juta Per 1 Kg

Nasional
Sekjen PDI-P: Otto Hasibuan Mungkin Lupa Pernah Meminta Megawati Hadir di Sidang MK

Sekjen PDI-P: Otto Hasibuan Mungkin Lupa Pernah Meminta Megawati Hadir di Sidang MK

Nasional
Peduli Kesejahteraan Masyarakat, PT Bukit Asam Salurkan Bantuan Rp 1 Miliar ke Masjid hingga Panti Asuhan di Lampung

Peduli Kesejahteraan Masyarakat, PT Bukit Asam Salurkan Bantuan Rp 1 Miliar ke Masjid hingga Panti Asuhan di Lampung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com