JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang dua tahun pemerintahannya, Presiden Joko Widodo kembali menegaskan komitmen untuk membangun Indonesia dari pinggiran.
Komitmen ini ditunjukkan dengan mengunjungi kawasan Indonesia timur dan pulau terluar.
Jokowi telah berkali-kali menyampaikan arahan kepada jajarannya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di setiap daerah. Terlebih pembangunan di daerah pinggiran dan perbatasan antar-negara.
Percepatan pembangunan itu, diharapkan bisa menumbuhkan titik perekonomian baru di daerah pinggiran maupun perbatasan.
(baca: Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Tidak Jawa-sentris)
Dengan demikian, tambah Jokowi, pembangunan tidak hanya berorientasi ke wilayah Jawa atau Jawa-sentris, tapi juga Kalimantan, Papua, Nusa Tenggara timur, dan lainnya.
"Kenapa infrastruktur dibangun dari pinggiran, kenapa di perbatasan, kenapa diperbaiki, kita ingin titik pertumbuhan ekonomi itu ada di pinggir juga," tegas Jokowi, usai meninjau pembangunan Pos Lintas Batas Negara di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Rabu (23/3/2016).
Khusus Papua dan Papua Barat, Presiden juga menginstruksikan pembangunan dipercepat.
(baca: Jokowi: Pembangunan Papua Perlu Dipercepat)
Jokowi tidak ingin percepatan tersebut hanya dengan membangun jalan, jembatan, bandara dan pelabuhan.
Ia ingin agar juga dibuat kawasan-kawasan industri dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di tanah Papua.
Jokowi menginginkan, nantinya kapal-kapal bisa hilir mudik dari atau ke Papua terisi penuh barang-barang yang diproduksi.
Untuk itu, ia meminta para menteri terkait memerhatikan agar tol laut ini benar-benar terintegrasi dengan kawasan industri, serta pusat-pusat produksi yang ada di Papua.
"Saya minta betul-betul diperhatikan dari sisi kesiapan lokal baik itu zonasi lahan, infrastruktur, transporasi, di sana juga kelembagaan tolong juga dihitung, di kalkulasi apakah Kawasan Ekonomi Khusus ini sudah sangat diperlukan di tanah Papua," ucap Jokowi ketika rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Bahkan, Presiden mengaku sudah mengajak 24 profesor asal Indonesia yang bekerja di Amerika Serikat untuk bekerja di dalam negeri.
Mereka nantinya akan membantu pemerintah Indonesia membangun wilayah Papua.
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana di pinggir pantai Miangas, Rabu (19/10/2016).
Menjelang dua tahun pemerintahannya, Jokowi mendatangi pulau Minagas di Kabupaten Tusaud, Sulawesi Utara.
Pulau Miangas adalah pulau kecil seluas 3,15 kilometer persegi yang terletak di wilayah paling utara Indonesia.
Jaraknya ke negara tetangga Filipina hanya 48 mil, lebih dekat dibandingkan ke Manado, Ibu Kota Sulawesi Utara.
Jokowi membuat sejarah sebagai Presiden pertama yang menginjakkan kakinya di Pulau Miangas.
Presiden berangkat dari Bandar Udara Sam Ratulangi Manado, Rabu (19/10/2016) pagi, dengan menggunakan pesawat angkut CN-295 TNI Angkatan Udara.
Setibanya di lokasi, Presiden meresmikan Bandara Miangas yang baru saja selesai dibangunkan dengan anggaran Rp 320 miliar.
Pada saat bersamaan, Jokowi juga meresmikan terminal penumpang Bandara Tanjung Api Tojo Una-una di Ampena dan Terminal Penumpang Bandara Kasiguncu di Poso.
(baca: Jokowi: Kita Jadikan Pulau Terluar sebagai Beranda Indonesia)
"Kita ingin menjadikan Pulau terdepan jadi beranda Indonesia, bukan lagi sekadar halaman belakang," kata Jokowi dalam sambutannya.
Usai meresmikan Bandara, Jokowi ditemani Ibu Negara Iriana, Menteri Perhubungan Budi Karya, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey langsung berkeliling ke pulau Miangas untuk menyapa warga yang berjumlah 800 orang.
Jokowi membagikan buku tulis kepada anak-anak dan kaus kepada orang dewasa. Ia juga sempat turun ke bibir pantai Miangas dan membasuh wajahnya dengan air pantai di sana.
(baca: Gubernur Papua Bangga Jokowi Berkunjung Empat Kali dalam Dua Tahun)
Di Sentani, Jayapura, Senin (17/10/2016), Presiden Jokowi meresmikan enam proyek kelistrikan di Papua dan Papua Barat.
Jokowi ingin kebutuhan listrik di Papua sudah tercukupi pada 2019 mendatang.
"Saya minta 2019 seluruh kecamatan sudah terang semua," kata Jokowi.
Setelah semalam menginap di Sentani, keesokan paginya Jokowi dan rombongan langsung terbang ke Yahukimo.
Di sana, Jokowi meresmikan Bandara Nop Goliat Dekai yang baru saja selesai dibangun. Jokowi juga melakukan pencanangan bahan bakar minyak satu harga.
(baca: Harga BBM di Papua Selangit, Jokowi "Sentil" Dirut Pertamina)
Dengan pencanangan itu, diharapkan harga BBM di seluruh wilayah Papua dan Papua Barat bisa seragam dengan daerah lain, yakni Rp 6.450 per liter untuk jenis premium.
Jokowi sudah menginstruksikan Pertamina melakukan sejumlah langkah untuk menurunkan harga BBM di Papua.
Pertama adalah dengan mengembangkan sembilan lembaga penyalur BBM. Kapasitas penyimpanan BBM di penyalur juga diperbesar.
(baca: Jokowi: Di Jawa, BBM Naik Rp 1.000 Saja Sudah Demo Semua)
Jokowi meminta agar Pertamina tidak memperhitungkan masalah untung rugi dalam menjual BBM di Papua.
"Ini bukan masalah untung dan rugi, ini masalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Jokowi disambut tepuk tangan warga.
Blusukan Jokowi ke daerah pinggiran jelang dua tahun pemerintahannya ini seolah ingin menegaskan kembali realisasi janji kampanye yang disampaikan pada masa kampanye pemilihan presiden 2014 lalu.
Dalam sembilan agenda prioritas yang diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum, tertulis jelas di poin ketiga bahwa Jokowi bersama Jusuf Kalla akan membangun Indonesia dari pinggiran.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.