Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Arcandra dan Jonan Dipanggil...

Kompas.com - 16/10/2016, 23:08 WIB

Seorang pejabat pernah bertanya kepada Kompas, apakah memiliki nama dengan syarat tertentu, seperti profesionalitas, integritas, dan kepemimpinan, bisa dicalonkan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pengganti Arcandra Tahar?

Saat ditanya balik, apakah pemerintah tak punya calon seperti itu, sang pejabat mengatakan, pemerintah kesulitan mendapatkan calon yang dicari. Kalaupun ada, dianggap tidak meyakinkan. Padahal, semua yang dicari diharapkan membawa angin segar.

Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dikonfirmasi Kompas terkait tawaran pejabat tersebut hanya tertawa.

Ia hanya menyatakan, Arcandra sulit dikembalikan pada posisi semula karena masih adanya polemik. Bersama Presiden Joko Widodo, keduanya mencari sosok lain.

"Ada beberapa nama yang masih dipertimbangkan, tetapi saya tidak tahu perkembangannya," ujar Kalla, Rabu (12/10).

Satu di antara beberapa calon yang pernah diusulkan kepada Presiden Jokowi adalah Gubernur Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) Widhyawan Prawiraatmaja, selain nama baru dan lama, yaitu mantan Menteri Perhubungan Ignasius Johan.

Namun, Presiden Jokowi disebut-sebut kurang cocok dengan nama-nama yang diusulkan itu.

Presiden Jokowi, saat menjawab pertanyaan pers di Istana Merdeka, Kamis malam, mengakui bahwa Arcandra termasuk calon yang dipertimbangkan.

Namun, saat didesak Kompas pada Jumat pagi di Istana Merdeka, Jokowi belum mau menyebut nama.

"Bisa hari ini, besok atau lusa," ujarnya.

Namun, sejak Presiden memutuskan akan menurunkan harga gas industri pekan lalu di rapat terbatas, Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengundang Arcandra ke rumah dinasnya di Kompleks Widyachandra.

Beberapa hari sebelumnya, Arcandra juga pernah diundang Presiden ke Istana Merdeka.

"Hanya ngobrol saja, belum ditawari Wakil Menteri ESDM," ujar pejabat di Istana.

Jonan sendiri sama sekali belum pernah dipanggil Presiden soal jabatan barunya.

"Yang panggil justru Pak Pratikno, Kamis malam, di rumah dinasnya. Di situ, Pak Jonan diberi tahu akan menggantikan Pak Arcandra," tutur sumber itu lagi.

Praktino tak menjawab saat ditanya. Namun, setelah Presiden tiba dari Istana Bogor, Jumat pagi, Pratikno melaporkan hasil pertemuannya dengan Jonan semalam.

Setelah lapor, undangan pelantikan pun disebar. Jonan mengakui undangan pelantikan diterima saat di jalan, dua jam sebelum pelantikan. (SON/HAM/HAR/BDM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com