JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menilai, wajar bila elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat menurun.
Berdasarkan rilis survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI), elektabilitas Ahok-Djarot sebesar 31,4 persen.
Sebelumnya, berdasarkan survei Poltracking pada pertengahan September lalu, elektabilitas Ahok-Djarot pada angka 44,62 persen.
"Wajar kalau elektabilitas Pak Ahok menurun karena sekarang kan ketambahan dua kandidat baru yang masif sosialisasinya. Jadi ya wajar saja kalau menurun," kata Andreas saat dihubungi Kompas.com, Jumat (7/10/2016).
(Baca: LSI: Agus Berpotensi Jadi Kuda Hitam pada Pilkada DKI)
Ia yakin, pada masa kampanye, elektabilitas pasangan yang diusung PDI-P, Nasdem, Hanura, dan Golkar akan kembali meningkat.
"Nanti dilihat saja, tim pemenangan pasti sudah memikirkan strategi bagaimana untuk meningkatkan elektabilitas Pak Ahok," ujar Andreas.
"Lagipula nanti pasti masyarakat akan menyadari kok kalau sosialisasi keberhasilan Pak Ahok dimasifkan pasti mereka sadar dan pilih Pak Ahok," lanjut dia.
Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terhadap tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada DKI 2017.
Untuk pertanyaan, seandainya pilkada digelar saat survei, pasangan Ahok-Djarot berada di posisi pertama mengalahkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
(Baca: Tim Anies-Sandiaga Sebut Survei LSI Jadi Rujukan untuk Tingkatkan Elektabilitas)
Ahok-Djarot memperoleh 31,4 persen responden, Anies-Sandiaga 21,1 persen, dan Agus-Sylvi 19,3 persen.
Survei LSI tersebut dilakukan pada 26-30 September 2016 dengan metode multistage random sampling.
Jumlah respondennya 440 orang. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error survei itu lebih kurang 4,8 persen.