Misalnya dari segi pendidikan, Lukman memaparkan, jemaah haji yang berpendidikan SMA ke bawah berjumlah 69,74 persen.
Ia pun menceritakan korelasi dari kondisi tersebut dan fakta di lapangan. Salah satunya adalah penggunaan fasilitas yang tak maksimal.
Kebanyakan masyarakat yang berdomisili di Arab Saudi berbahasa asing, seperti Inggris atau Arab. Sedangkan banyak dari jemaah Indonesia yang tak pandai berbahasa asing.
Misalnya untuk penggunaan fasilitas mesin cuci di hotel. Lukman mengatakan, banyak yang tak menggunakannya karena jemaah haji Indonesia tak memahami cara pengoperasiannya dan tidak bisa bertanya karena tak menguasai bahasa Inggris.
Mereka pada akhirnya terpaksa mencuci menggunakan alternatif lain. Namun, tak sedikit pula yang tak bisa menjemur sendiri karena pada hotel standar bintang 3 hingga 5 kerap tak disediakan tempat cuci.
"Itu juga membawa dampak yang tidak sederhana dalam tataran implementatif," tutur Lukman.
Lukman berharap, poin-poin tersebut ke depannya dapat dijadikan masukan untuk memulai pembahasan RUU Penyelenggaraan Haji dan Umroh oleh pemerintah bersama DPR.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.