Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Disebut Pernah Akui Industri Rokok Berpengaruh terhadap Politik RI

Kompas.com - 01/10/2016, 20:05 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Industri rokok dinilai punya pengaruh kuat memengaruhi perpolitikan Indonesia. Kondisi itu disebut pernah diakui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Pernyataan Prabowo tersebut disampaikan Ketua Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany.

Ia mengaku pernah bertemu Prabowo dan berbincang mengenai lobi-lobi perusahaan rokok yang membuat kebijakan pengendalian tembakau di Indonesia sulit terlaksana.

"Saya tanya ke beliau kenapa sih sulit sekali pak. Beliau cuma jawab 'duit Pak'," kata Hasbullah dalam seminar pengendalian tembakau dengan tema "Membongkar Hambatan Aksesi FCTC dan Mitos Rokok di Indonesia" di Bogor, Jumat (30/9/2016).

Menurut Hasbullah, Prabowo menyebut bahwa perusahaan rokok banyak mengalirkan dananya ke para politisi untuk melindungi kepentingan.

Hasbullah mengaku sempat bertanya apakah Prabowo juga menerima dana serupa. Kata Hasbullah, Prabowo dengan tegas menyatakan bahwa ia dan partainya tidak pernah menerima dana dari perusahaan rokok.

"Dia jawab kalau Gerindra sudah komitmen. Ya mungkin karena dia sudah banyak duit ya," ujar Hasbullah.

Mengenai kebijakan pengendalian tembakau, Hasbullah menilai para pemangku kebijakan di Indonesia belum punya komitmen untuk melindungi generasi muda dari bahaya rokok.

Salah satunya dengan takutnya pemerintah menaikan cukai rokok atau ikut menandatangani Framework Convention on Tobacco Control(FCTC) atau konvensi pengendalian masalah tembakau.

Indonesia diketahui menjadi satu dari tujuh negara di dunia yang tidak menandatangani FCTC. Enam negara lainnya adalah Somalia, Sudan Selatan, Malawi, Andorra, Republik Dominika, dan Monako.

"Pemerintah kita masih berpikir yang penting uang masuk. Kalau beberapa puluh tahun lagi banyak yang sakit itu urusan lain," ujar Hasbullah.

Ada 187 negara di dunia yang diketahui sudah menandatangani FCTC. Mereka di antaranya adalah negara-negara produsen tembakau terbesar, seperti Tiongkok, India, Brasil, dan Amerika Serikat.

"Di India mungkin karena tidak ada perusahaan rokok yang sangat kuat di sana. Sedangkan di China karena industrinya dikuasi pemerintah, jadi mereka lebih visioner dan mudah untuk berkomitmen bagi masa depan," tutup Hasbullah.

Kompas TV Isu Kenaikan Harga Rokok Menyumbang Inflasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com