JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin menilai, Ketua DPP Demokrat Ruhut Sitompul dan Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman berusaha mencari perhatian. Sebab, kedua kader Demokrat itu menyatakan dukungannya kepada pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Padahal, Partai Demokrat sudah jelas mendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
"Satu dua kader yang nyentrik nyari perhatian tidak terlalu penting untuk kami tanggapi," kata Amir saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/9/2016).
Amir menegaskan akan ada mekanisme partai untuk menindaklanjuti sikap Ruhut dan Hayono yang bersebrangan dengan keputusan partai. Nantinya, kata dia, Komisi Pengawas Demokrat yang berada di bawah Dewan Kehormatan akan segera bertindak.
Namun, dia enggan membeberkan kemungkinan sanksi yang akan dijatuhkan kepada Ruhut dan Hayono.
(Baca: Dukung Ahok-Djarot, Hayono Isman Siap Terima Konsekuensi dari Demokrat)
"Kalau saya ikuti irama mereka, tanggap menanggapi di media, orang yang nyentrik ini nanti merasa terlalu penting," ucap Amir.
Menurut Amir, fokus untuk memenangkan pasangan Agus-Sylvi jauh lebih penting daripada harus menanggapi Ruhut dan Hayono.
Ruhut sejak awal sudah konsisten dengan keputusannya, yakni mendukung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Ruhut pun mengaku siap jika dia harus dipecat dari Partai Demokrat.
"Kalau Demokrat enggak suka aku, silahkan pecat aku," kata Ruhut saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/9/2016) lalu.
(Baca: Ruhut: Agus Yudhoyono Bukan Kader Demokrat, Aku Tetap Dukung Ahok)
Hal senada juga diungkapkan oleh Hayono. Ia mengaku siap menerima konsekuensi dari partainya terkait sikapnya mendukung pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat.
"Semua ada konsekuensi dalam hidup. Saya enggak ada masalah selama demi kebaikan publik," kata Hayono di Posko Muda Mudi Ahok di Jakarta, Sabtu (24/9/2016) kemarin.
Menurut Hayono, pasangan Ahok-Djarot merupakan pasangan harmonis yang mencalonkan diri kembali bukan untuk memperebutkan kekuasaan, melainkan ingin terus berprestasi dan melayani masyarakat Jakarta.