Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Minta Pembayaran Tebusan Sandera Abu Sayyaf Tak Perlu Jadi Polemik

Kompas.com - 19/09/2016, 19:13 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto meminta semua pihak tidak perlu berpolemik soal pembebasan tiga sandera WNI yang ditahan Kelompok Abu Sayyaf. 

Menurut Wiranto, yang perlu menjadi perhatian saat ini adalah keberhasilan Filipina dalam membebaskan tiga sandera dan memulangkannya ke Tanah Air.

Wiranto menanggapi isu para pelaut itu dibebaskan setelah kelompok penyandera menerima uang tebusan. 

 

"Ya tidak usah dipertanyakan (soal pembayaran tebusan). Yang penting sekarang kan bebas. Tidak usah dipertanyakan dan diperdebatkan," ujar Wiranto saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (19/9/2016).

Wiranto menjelaskan, berbagai cara telah ditempuh oleh Pemerintah Indonesia untuk membebaskan ketiga sandera asal Nusa Tenggara Timur tersebut.

Pertemuan Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan Presiden Joko Widodo dua pekan lalu, kata Wiranto, telah melahirkan kesepakatan untuk menuntaskan masalah sandera secara bersama-sama.

Dari pertemuan tersebut kedua Kepala Negara berencana melakukan peningkatan operasi intelijen dan operasi militer bersama di darat.

"Berbagai cara telah kami tempuh jadi setelah pertemuan kedua kepala negara kemarin ada policy kedua negara yang telah sepakat untuk bersama-sama menyelesaikan masalah itu, maka banyak jalan ditempuh. Masih terus ditempuh dan diperkuat," kata Wiranto.

Namun menurut Wiranto hal terpenting yang dilakukan saat ini adalah mengantisipasi peristiwa penyanderaan kembali terjadi.

Wiranto menuturkan hal mendesak yang menjadi prioritas pemerintah saat ini yakni memastikan rencana patroli maritim bersama Indonesia dan Filipina berjalan dengan baik.

Dia mengatakan Indonesia tidak boleh terus menerus menjadi sumber uang bagi kelompok penyandera yang meminta tebusan dengan menyandera awak kapal.

"Yang bisa dilaksanakan segera adalah memastikan bahwa operasi keamanan maritim bersama dilakukan. Sehingga kita bisa mencegah lagi penculikan berikutnya karena memang penculik itu mencari uang. Negara yang berdaulat tidak bisa menjadi 'ATM', oleh karena itu sikap pemerintah Indonesia tidak mau kompromi dengan perompak," pungkasnya.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sebelumnya mengatakan, Pemerintah Indonesia tidak mengeluarkan uang sepeser pun dalam membebaskan sandera di Filipina.

(Baca: Menhan: Pemerintah Tidak Keluarkan Sepeser Pun untuk Bebaskan Sandera)

Ketiga sandera yang berhasil dibebaskan, menurut Ryamizard, atas keberhasilan tentara Filipina dan Front Nasional Pembebasan Moro.

Sekali pun ada pihak keluarga atau simpatisan yang menyerahkan dana dan bantuan kepada kelompok penyandera, Indonesia tidak akan membayar tebusan.

Saat ini, baru tiga warga negara Indonesia yang dibebaskan kelompok Abu Sayyaf.

Sementara, satu WNI lainnya yang ikut disandera, masih dalam proses pembebasan.

Mereka merupakan Anak Buah Kapal (ABK) kapal pukat penangkap ikan LLD 113/5/F berbendera Malaysia dan diculik oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf di perairan Lahad Datu, Malaysia pada bulan Juli lalu.

Ketiga sandera yang dibebaskan adalah Lorence Koten, Theodorus Kopong, dan Emanuel.

Kompas TV Abu Sayyaf Bebaskan 3 Sandera Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com