Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Metamorfosis Jokowi

Kompas.com - 18/09/2016, 04:58 WIB

Oleh: Budiarto Shambazy

Anda mungkin ingat momen Gubernur DKI Joko Widodo alias Jokowi tak bosan menongkrongi pekerjaan perbaikan tanggul Kanal Barat yang jebol di Sungai Ciliwung, dekat Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat.

Waktu itu Jakarta dalam status tanggap darurat bencana banjir, 17-27 Januari 2013.

Menjadi pemandangan menarik karena kok ada gubernur seperti mandor mengawasi kuli-kuli bekerja di proyek kotor?

Ketika itu ia ditanyai mengapa mau berjorok-jorok seperti itu, ia menjawab, ”Kalau saya tinggal nanti mereka berhenti bekerja.”

Ilustrasi ini mencerminkan sebelum era Jokowi para gubernur malas turun ke lapangan mengawasi pekerjaan yang tak dikerjakan sampai tuntas, misalnya penggalian lubang yang berjalan sepanjang tahun.

Kita terbiasa melihat gubernur baru yang hobi blusukan ke Pasar Tanah Abang atau masuk gorong-gorong, dengan melipat lengan kemeja dan celana bagian bawah.

Jakarta kembali hidup setelah selama berpuluh tahun hidup dalam ketidakpastian dan pesimisme gelap karena warganya kehilangan rasa memiliki.

Begitu juga hidup kembali kepemimpinan yang wajar dan masuk akal, yakni kepemimpinan yang rajin bekerja, merakyat, anti KKN, dan bernyali besar.

Jangan lupa politik itu soal momentum. Dengan dukungan prestasi sebagai gubernur, pencitraan media arus utama dan media sosial, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), khususnya Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, mayoritas rakyat memilih Jokowi sebagai presiden ketujuh.

Momentum itu mulai hilang karena dua hal. Pertama, perombakan kabinet jilid 2 yang lebih banyak memunculkan pertanyaan ketimbang jawaban; dan kedua, pengampunan pajak (PP) yang membuat sebagian publik kelas menengah merasa dimintai ”jatah preman”.

Jangan salah, seperti dibuktikan oleh hasil berbagai jajak pendapat, dukungan mayoritas rakyat masih besar sampai detik ini.

Rakyat kalangan menengah dan bawah rupanya puas dengan berbagai jaminan sosial ala Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Indonesia Sejahtera.

Telah terbukti, kompromi politik dalam dua kali perombakan kabinet tidak pernah tercapai maksimal.

Hasil kompromi masih tetap semu, malah berpotensi menimbulkan konflik baru karena kehadiran menteri yang kurang cakap dan berjejak rekam buruk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com