JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi meminta Gerakan Non-Blok (GNB) memberikan kontribusi lebih besar untuk menghadirkan kedamaian di seluruh penjuru dunia.
Sebab, setelah 55 tahun GNB dibentuk, tidak sedikit negara di dunia yang belum berdaulat.
"Di abad ke-21 Gerakan Non-Blok harus memainkan peran strategis, menjadi mitra global yang bertanggung jawab dan memberi manfaat bagi rakyatnya" kata Retno saat menyampaikan pada pertemuan tingkat Menteri GNB menjelang berlangsungnya KTT GNB ke-17 di Pulau Margarita, Venezuela, dalam keterangan tertulis, Jumat (16/9/2016).
KTT Non-Blok kali ini akan berlangsung dengan tema "Peace, Sovereignty and Solidarity for Development". Wakil Presiden Jusuf Kalla turut hadir mewakili Indonesia.
Menurut Retno, masih adanya persoalan kedaulatan di penjuru dunia, tidak terlepas dari krisis yang terjadi akibat ketidakseimbangan politik dan ekonomi global, krisis pengungsi, ancaman terorisme, radikalisme, dan ekstremisme.
Belum lagi masih adanya konflik serta rasa tidak percaya antarnegara termasuk negara-negara yang tergabung ke dalam GNB.
Untuk itu, ia menekankan, pentingnya perubahan pola pikir negara-negara GNB.
"Dunia saat ini memerlukan GNB yang berwawasan luas, pragmatis, inovatif, dan efisien," kata dia.
Guna mewujudkan hal itu, ada tiga langkah nyata yang setidaknya dapat dilakukan anggota GNB.
Pertama, GNB perlu memperkuat semangat multilateralisme di mana seluruh negara memiliki suara yang sama.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.