JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan meminta pemrintah menjamin kesejahteraan nelayan yang selama ini beroperasi di Teluk Jakarta.
Jaminan ini dinilainya perlu diberikan menyusul rencana pemerintah melanjutkan kembali proyek reklamasi 17 pulau di Teluk Jakarta.
“Yang paling penting adalah jaminan atas nasib dan penghidupan nelayan serta kepastian masalah lingkungan tidak menimbulkan bencana,” kata Daniel, melalui pesan singkat, Rabu (14/9/2016).
Komisi IV juga meminta pemerintah untuk menunjukkan dokumen analisis dampak lingkungan (amdal) menyeluruh terhadap proyek reklamasi tersebut.
Dokumen Amdal itu tak hanya per blok.
(Baca: Ini Tiga Alasan Melanjutkan Reklamasi Teluk Jakarta Versi Luhut)
Selain itu, kata Daniel, pemerintah perlu mengkaji dampak atas ditutupnya Teluk Jakarta sebagai imbas reklamasi ini.
Menurut dia, jika ketinggian muka air diturunkan dari empat meter menjadi satu meter, akan berpengaruh terhadap proses penangkapan ikan nelayan.
“Menurut NCICD (National Capital Integrated Coastal Development), mereka akan membangun shipping lock. Nelayan nggak akan kuat membayarnya. Akhirnya, pasti nelayan yang katanya mendapat rusun ini harus pindah entah ke mana karena tercabut dari mata pencahariannya,” ujarnya.
Lebih jauh, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa itu, meminta penjelasan mengenao dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat ditutupnya Teluk Jakarta.
Ia khawatir, jika reklamasi dilanjutkan, banjir di Jakarta semakin parah.
"Maka Ahok dan Susi (Menteri KKP) yang paling bertanggung jawab. Karena mereka yang secara teknis memberikan izin dan jaminan tidak masalah,” kata Daniel.
Reklamasi dilanjutkan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sebelumnya, memastikan, bahwa proyek reklamasi Teluk akarta, dilanjutkan.
Hal itu disampaikannya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (13/9/2016).