Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi III DPR: Upaya Adudomba dengan Isu Matahari Kembar di Polri Akan Sia-sia

Kompas.com - 11/09/2016, 13:53 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo menilai bahwa polemik adanya dua Jenderal dalam institusi Kepolisian tidak perlu diperpanjang. Pasalnya, isu tersebut hanya akan menjadi perbincangan yang sia-sia.

Pernyatan Bambang menanggapi kenaikan pangkat Kepala Badan Intelijen (BIN) Budi Gunawan dari Komisaris Jenderal menjadi Jenderal.

Dengan demikian, saat ini ada dua Jenderal dalam institusi tersebut, yakni Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan. Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan besar, terutama bagi Tito dalam memimpin Polri ke depan.

Seperti diketahui, Budi merupakan senior Tito di Akademi Kepolisian.

"Mempermasalahkan adanya dua jenderal di tubuh Polri adalah perbincangan yang tidak produktif," kata Bambang melalui keterangan tertulis, Minggu (11/9/2016).

(Baca: Jadi Jenderal Bintang Empat Sekaligus Kepala BIN, Budi Gunawan Jangan Merasa Lebih Hebat dari Kapolri)

Bambang mengakui bahwa saat ini Polri memiliki dua jenderal bintang empat. Tetapi, dalam struktur institusi Polri hanya ada satu jenderal bintang empat yang memegang komando.

"Dia tentu saja Kapolri Jenderal Tito. Benar bahwa Budi Gunawan pun jenderal polisi bintang empat, tetapi secara kedinasan, dia sudah berada di luar struktur Polri, sehingga derajat kepangkatan Budi Gunawan tidak memberi pengaruh apa pun terhadap sistem Komando di tubuh Polri," kata dia.

Bambang meyakini tidak akan ada persaingan di antara kedua jenderal tersebut. Pasalnya, keduanya merupakan sosok perwira yang kualitas intelektualitasnya mumpuni dan sudah diakui berbagai pihak.

"Keduanya paham betul profesionalisme. Jenderal Budi akan tetapi menghormati Kapolri, dan sebaliknya Jenderal Tito akan menghormati Kepala BIN. Karena Kapolri dan Kepala BIN bekerja untuk kepentingan negara, keduanya sudah pasti akan membangun sinergi," kata dia.

(Baca: Pemberian Pangkat Jenderal kepada Budi Gunawan Dinilai Lebih Bersifat Politis)

Faktor lain yang juga menjadi penegas tidak akan ada persaingan antara Budi dan Tito, kata Bambang, lantaran kedua jenderal polisi tersebut memiliki hubungan personal yang sangat baik.

Menurut Bambang, selama ini keduanya saling menghormati dan menghargai. Maka dari itu, salah besar jika diasumsikan kedua jenderal polisi itu akan bersaing.

Menurut dia, hal yang sebaliknya justru akan terjadi, polri akan semakin solid karena Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kepala BIN Jenderal Pol Budi Gunawan justru akan saling melengkapi dan saling mendukung.

"Jadi, kalau ada pihak yang coba-coba mengadudomba kedua jenderal polisi itu dengan menggambarkan adanya mata hari kembar di tubuh Polri, upaya itu akan sia-sia," kata dia.

Kompas TV Usai Dilantik, Budi Gunawan Cium Tangan Megawati
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com