Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Megawati yang Sebal Ahok Bicara soal Mahar Politik

Kompas.com - 06/09/2016, 17:08 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebal jika perekrutan calon kepala daerah oleh partainya selalu diidentikkan dengan mahar politik alias uang.

Padahal, Megawati menegaskan dan meyakinkan bahwa partainya sama sekali tidak meminta mahar semacam itu.

Oleh sebab itu, suatu ketika, Megawati menanyakan masalah mahar kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Saya ngomong langsung sama Ahok, kamu (kepada wartawan) ngomong-ngomong soal mahar enggak? Ayo ngaku saja," ujar Megawati saat membuka Sekolah Partai di Kinasih Resort, Depok, Jawa Barat, Selasa (6/9/2016).

Ahok, kata Megawati, langsung menampiknya.

"Dia jawab, enggak. Kalau saya kan malah Ibu (Megawati) yang bayarin," kenang Megawati.

Namun, Megawati mengaku masih sebal meski Basuki menjawab begitu. Maksudnya, ia masih sebal dengan orang-orang yang beranggapan demikian meski hal itu tidak sesuai kenyataan.

Megawati kemudian mengatakan lagi kepada Basuki, "Kalau begitu, (Basuki) yang fair juga dong."

Presiden kelima RI itu meminta Basuki juga mengatakan kepada publik bahwa PDI Perjuangan memang tidak meminta mahar politik alias uang agar hal itu menjadi pengetahuan publik.

Ahok pernah menyatakan PDI-P tidak pernah meminta mahar. Ahok pun menyatakan tidak pernah menyebut PDI-P seperti itu.

"Isu mahar, saya juga enggak pernah ngomong isu mahar kok, kalian saja yang nulisnya. Saya sampaikan gini, saya bilang, PDI-P saya tegaskan kan, itu kan tuduhan orang, PDI-P dari dulu saya kenal enggak pernah minta mahar," kata Ahok pada Maret 2016.

(Baca: Ahok: PDI-P dari Dulu Enggak Pernah Minta "Mahar")

Yang dimaksudkan Ahok, kalau diusung partai, otomatis untuk menggerakkan mesin partai butuh biaya. Umpamanya biaya kampanye satu kelurahan Rp 10 juta dan di Jakarta ada 267 kelurahan, maka biaya yang keluar sudah Rp 2,67 miliar.

"Kalau dikali 10 bulan, jadi Rp 26,7 miliar. Nah, saya bilang harta saya saja dijual mungkin enggak dapat Rp 26,7 miliar nanti. Ya, saya enggak bisa," ujar Ahok.

Ahok menyatakan, pilihannya untuk maju lewat jalur independen membuat dia tak perlu mengeluarkan uang. Saat masih diusung partai politik pada Pilkada 2012 lalu bersama Joko Widodo, Ahok mengaku "merogoh kocek" patungan Rp 75 juta untuk sumbangan ke partai.

Acara Sekolah Partai ke II di Depok itu sendiri dihadiri 54 orang calon kepala daerah yang telah direkomendasikan oleh PDI Perjuangan. Mereka akan bertarung dalam pilkada serentak 2017 mendatang.

Di antara mereka, antara lain ada Djarot Saiful Hidayat, Hasto Wardoyo, dan Rano Karno. Meski namanya disebut-sebut dalam pidato Megawati, Basuki tidak hadir dalam acara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Nasional
Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Nasional
Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Nasional
Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Nasional
Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Nasional
Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Nasional
Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Nasional
Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Nasional
Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Nasional
Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Nasional
Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Nasional
1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

Nasional
Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Nasional
Kala Hakim MK Beda Suara

Kala Hakim MK Beda Suara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com