JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan, pemerintah harus memberikan perhatian dan perlindungan khusus kepada ibu hamil agar tidak terkena virus zika.
Menurut Siti, penyebaran zika di Indonesia merupakan hal yang wajar mengingat kecocokan iklim. Nyamuk Aedes aegypti familiar hidup di Indonesia yang biasanya membawa virus demam berdarah atau virus chikungunya.
"Penyebarannya sama dengan demam berdarah. Bayangkan kecepatan penularannya yang cepat meluas seperti demam berdarah. Perbedaannya, virus zika tidak mematikan, tetapi berbahaya pada ibu hamil, lain tidak," kata Siti dalam keterangan tertulis, Selasa (6/9/2016).
Siti menjelaskan, bila terjangkit pada ibu hamil maka anak yang dikandung akan lahir dengan kondisi cacat microcephaly, berupa ukuran tempurung kepala dan otak yang jauh lebih kecil dari ukuran normal.
Dalam beberapa kasus, zika dapat menyebabkan Guillain Barre Syndrom atau kelumpuhan saraf.
Berdasarkan Centers of Disease Control and Prevention (CDC), Guillain Barre Syndrom (GBS) adalah penyakit langka yang membuat sistem kekebalan seseorang menyerang sistem saraf tepi dan menyebabkan kelemahan otot, bahkan terjadi kelumpuhan.
Selain itu, Siti meminta pemerintah menyelidiki masuknya virus zika ke Indonesia. Penyebaran virus tersebut terjadi secara alamiah ataupun rekayasa manusia.
Menurut Siti, swine flu (flu babi) yang terjadi di Meksiko dapat menjadi pelajaran berharga bagi negara berkembang. Kata dia, sudah sewajarnya pemerintah menganggap serius penyebaran zika.
"Apakah penyebaran virus zika di Indonesia terjadi secara alami atau rekayasa manusia, hanya bisa diselidiki secara epidemologi yang mendalam atau surveilance. Perjalanan penyakit ada kronologinya yang logis sehingga jelas penyebarannya," ujar Siti.
(Baca juga: Komisi IX DPR Minta Pemerintah Tetap Antisipasi Penyebaran Virus Zika)
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyatakan, virus zika sudah masuk ke Indonesia. Virus tersebut ditemukan menjangkiti seorang warga Suku Anak Dalam, Jambi.
Namun, Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, penemuan itu merupakan hal yang wajar. Sebab, Suku Anak Dalam masih hidup secara tradisional sehingga sangat mudah terkena gigitan nyamuk yang membawa virus tersebut.
Selain itu, Kemenkes juga menemukan beberapa orang wisatawan asing juga terkena virus zika beberapa saat setelah selesai berlibur di Indonesia.
(Baca: Menkes Sebut Seorang Suku Anak Dalam dan Wisatawan Asing Positif Virus Zika)