Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Sayur Oyong Jokowi dan Isyarat Penerimaan Pajak yang Meleset

Kompas.com - 05/09/2016, 07:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Target Rp 165 triliun merupakan realisasi penerimaan program pengampunan pajak tahap pertama dengan tarif terbusan terendah yaitu 2 persen. Sesuai hitungan awal, target ini harus dipenuhi pada 30 September.

Tentu saja masih ada harapan untuk memenuhi target ini karena September belum berakhir. Presiden Jokowi yang menyebut minggu kedua September sebagai masa realisasi. Sampai saat ini, Presiden Jokowi tetapi optimistis.

Akan tetapi, melihat perjalanan kebijakan pengampunan pajak sejauh ini, berpikir realistis tidaklah tabu. Wapres Jusuf Kalla memulai ajakan untuk berpikir realistis itu.

(Baca: Wapres: Target Penerimaan Tax Amnesty Terlalu Tinggi)

Bagi Kalla yang juga pengusaha, target tebusan Rp 165 triliun keliru karena terlalu tinggi. Penilaian Kalla ini disampaikan sehari setelah makan siang dengan ikan bawal, sate, dan sayur oyong bersama Jokowi di Istana Merdeka.

Ajakan Kalla untuk berpikir realistis itu bersambut. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani memperkirakan, dana tebusan hanya akan mencapai Rp 50 triliun-Rp 80 triliun.

Kemungkinan evaluasi untuk pelaksanaan program pengampunan pajak tahap pertama dengan tebusan 2 persen yang berakhir 30 September dibuka. Karena target Rp 165 triliun masuk di APBN, pemotongan target itu akan dilakukan.

Mengantisipasi melesetnya target program pengampunan pajak, menu makan siang istana yaitu ikan bawal, sate, dan sayur oyong di awal September 2016 adalah isyarat.

Pemangkasan anggaran yang sudah dua kali dilakukan di awal dan pertengahan tahun 2016 akan dilakukan lagi di akhir tahun 2016.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah mengantisipasi hal ini. Sri Mulyani yang masuk kabinet medio Agustus 2016 dengan sentimen paling positif harus mengambil kebijakan tidak populer.  

Usul penghematan telah disampaikan kepada Presiden dan Wakil Presiden serta telah disetujui. Anggaran sebesar Rp 133 triliun akan dipotong dari APBN.  

Reaksi atas rencana di bulan September yang tidak membuat ceria ini muncul. Salah satunya dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo karena tidak terima. Menurutnya, ada keresahan karena ditundanya penyaluran sebagian dana alokasi umum tahun anggaran 2016.

(Baca: Surat Cinta Menteri Keuangan yang Menggemparkan

Soal pos mana saja yang akan dipotong anggarannya bersamaan dengan seretnya realisasi program pengampunan pajak, Kementerian Keuangan sedang mematangkan. Soal besarannya, tampaknya tidak ada pengurangan.

Angka Rp 133 triliun adalah angka penghematan yang moderat untuk penyangga jika realisasi program pengampunan pajak tidak lebih dari Rp 50 triliun hingga 30 September 2016. Angka Rp 50 triliun adalah angka paling pesimistis seperti dihitung Apindo.

Untuk penghematan besar-besaran dengan pemangkasan anggaran ketiga tahun 2016 lantaran target penerimaan pajak meleset, Jokowi sudah menyatakan persetujuan.

Ketidaksukaan dan keberatan untuk pemotongan anggaran ini pasti akan datang. Tidak hanya dari mereka yang ada di seberang dan berlawanan, tetapi juga dari mereka yang ada dalam satu barisan. 

Untuk mereka yang tidak suka dan keberatan, sayur oyong sudah disiapkan untuk bersama-sama dimakan dan dirasakan. Dengan senang hati, Istana Merdeka akan menghidangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com