Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Istri Bung Tomo di Mata Keponakannya

Kompas.com - 01/09/2016, 12:49 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Kepulangan Sulistina Sutomo, istri mendiang Pahlawan Nasional Bung Tomo pada Rabu (31/8/2016) masih menyisakan kesedihan mendalam dari pihak keluarga.

Wanita yang dipanggil Sang Khalik di usianya yang ke-91 tersebut, dianggap para keponakannya sebagai sosok budhe yang penuh perhatian, yang sayang kepada seluruh keponakannya dengan tidak memandang dari mana dia berasal.

“Almarhumah tidak pernah sekalipun membanding-bandingkan, apakah ia keponakannya sendiri atau keponakan dari Bung Tomo. Karena kebetulan saya berasal dari keluarga Bung Tomo, dan itu tidak pernah beliau beda-bedakan,” sebut Mochammad Riza (52), salah satu keponakan Bung Tomo, Kamis (1/9/2016).

Menurut pengakuan Riza yang tinggal di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Gresik, Jawa Timur, dirinya adalah putra kedelapan dari sepuluh bersaudara, anak dari (Alm) Suntari yang merupakan adik ketiga dari Bung Tomo.

“Kalau dari silsilahnya, kakek saya bernama Raden Kartawan Tjipto Wijoyo dan nenek Subastita. Di mana pasangan ini kemudian memiliki enam orang anak, termasuk Bung Tomo dan ibu saya,” jelasnya.

Bung Tomo yang memiliki nama asli Sutomo merupakan anak pertama, Sulastri di urutan kedua, kemudian Suntari, lalu Gatot Suprapto, Subastuti, dan terakhir sebagai anak bungsu adalah Hartini.

“Semuanya sudah almarhum. Bung Tomo meninggal ketika wukuf di Arofah, Sulastri meninggal di Surabaya, ibu saya di Gresik pada tahun 1997 lalu, paman Gatot di Kediri pada 2006, Subastuti di Surabaya, dan bibi Hartini juga di Surabaya,” beber Riza.

Meski demikian, Sulistina Sutomo tidak pernah membedakan dirinya dan semua keponakan yang berasal dari Bung Tomo, dengan keponakan dari dirinya sendiri. Itulah yang membuat semua keponakan, akhirnya merasa cukup kehilangan.

“Kenangan terakhir saat kami berkumpul semua itu terjadi lima tahun lalu, di Pacet, Mojokerto. Saat itu, Budhe masih terlihat sehat dan bugar. Beliau pun terlihat gayeng dan menyatu bersama kami semua, meski acara itu hanya dilaksanakan di sebuah penginapan yang cukup sederhana,” ujarnya.

Bahkan dalam acara tersebut, Sulistina Sutomo juga sempat bercerita kepada seluruh anggota keluarga, bahwa saat Bung Tomo masih muda sudah tampak tanggung jawabnya kepada keluarga dan adik-adiknya. Sepulang sekolah, Bung Tomo sempat menjadi pemungut bola untuk para bangsawan yang bermain tenis.

Upah dari hasil memungut itu digunakan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari.

Namun kenangan tersebut terasa menyayat hati, saat Sulistina Sutomo dikabarkan mulai terserang radang paru-paru sejak dua tahun yang lalu. Kondisi dan kesehatan istri dari Bung Tomo tersebut, terus mengalami penurunan.

“Sejak itulah, mulai dua tahun yang lalu budhe tidak lagi ikut dalam acara pertemuan rutin, yang kami laksanakan setiap tahun. Dan kemudian kami mendapat kabar, beliau meninggal dunia pada Rabu (31/8/2016) dini hari kemarin,” papar Riza.

“Terus terang, kami semua merasa kehilangan sosok panutan dan teladan yang begitu menyayangi semua keluarga. Saya pun meminta maaf kepada siapapun, apabila ada salah dan tingkah laku yang kurang berkenan dari budhe selama masih hidup,” sebutnya.

Bersama dengan anggota keluarga yang lain, Riza juga turut serta memberikan penghormatan terakhir kepada Sulistina Sutomo, yang dimakamkan di samping makam Bung Tomo di TPU Ngagel Surabaya, Rabu (31/8/2016) malam WIB. Bahkan, Riza kembali menyempatkan diri untuk kembali berkunjung ke makam Sulistina Sutomo pada Kamis (1/9/2016) pagi WIB, sekaligus berziarah ke makam Bung Tomo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com