JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menjelaskan bahwa rencana untuk memasukkan peran budayawan dan seniman dalam rancangan program kokurikuler menjadi bagian dari penguatan karakter peserta didik.
Rencana itu sendiri, kata Muhadjir, merupakan implementasi dari masukan yang diberikan para budayawan dan seniman dalam penyelenggaraan pendidikan.
"Tadi saya diminta oleh Presiden untuk mengimplementasikan masukan dari para budayawan di dalam penyelenggaraan pendidikan. Saya rasa ini penting karena menjadi bagian dari penguatan karakter," ujar Muhadjir saat ditemui di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Sebelumnya, Muhadjir menuturkan akan mengefektifkan taman budaya yang tersebar di seluruh Indonesia.
Menurut Muhadjir, budayawan dan seniman dapat langsung diundang ke sekolah. Selain itu, siswa juga dapat berkunjung ke taman budaya maupun ke museum.
"Pokoknya sumber daya di lingkungan sekolah kami anggap sebagai sumber belajar, termasuk seniman dan budayawan," kata Muhadjir.
Ide untuk melibatkan budayawan dan seniman muncul saat Presiden Joko Widodo mengundang para pekerja film untuk makan siang bersama di Istana Negara, Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Para pekerja film memberikan sejumlah masukan kepada Kepala Negara untuk membangkitkan industri perfilman di Indonesia.
Salah satunya dengan memasukkan film ke dalam kurikulum atau ekstrakulikuler sekolah.
(Baca: Mendikbud: Budayawan dan Seniman Akan Dilibatkan dalam Kokurikuler )
Pekerja film yang diundang Jokowi di antaranya sutradara seperti Hanung Bramantyo, Riri Riza dan Mira Lesmana. Ada pula artis peran seperti Ernest Prakasa dan Soleh Solihun.
"Film ini harusnya masuk di kurikulum, bahkan ada ekstrakurikulernya," kata Hanung Bramantyo usai pertemuan tertutup dengan Jokowi.
Hanung mengatakan, pendidikan film harus ditanamkan sejak dini sehingga anak-anak sekolah tertarik untuk menonton hingga menciptakan film. Industri film lama kelamaan akan berkembang pesat.
"Pendidikan itu tidak hanya berupa sekolah film, tapi bagaimana untuk memahami film, untuk melek film," tambah sutradara Rudy Habibie ini.
(Baca: Usai Bertemu Pekerja Film, Jokowi Langsung Panggil Berkraf dan Mendikbud)