JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah mendesak anggota kelompok pemberontak Abu Sayyaf menyerah dengan mengancam kelompok separatis tersebut agar segera membebaskan sandera.
"Presiden Filipina sedang memberikan waktu kepada kelompok pemberontak untuk menyerah saja. Ia mengatakan, kalau menyerah tidak akan kenapa-kenapa, tapi kalau tidak menyerah akan dihabisi," ujar Ryamizard, mengutip sikap Presiden Duterte kepada Abu Sayyaf, di Kemenhan, Jakarta, Kamis (25/8/2016).
Saat ini, kata Ryamizard, posisi Abu Sayyaf telah terdesak setelah operasi besar-besaran yang melibatkan 11.000 personel militer Filipina di markas kelompok pemberontak bersenjata tersebut di Perairan Sulu.
Menurut Ryamizard, lebih dari 100 anggota Abu Sayyaf tewas dalam operasi tersebut, dengan 37 anggota lain berhasil ditangkap dalam kondisi terluka.
Selain itu, kini kelompok separatis Filipina bersenjata itu semakin terdesak karena harus terus memindahkan sandera mereka di tengah kuatnya perlawanan dan serangan dari kelompok militer Filipina.
Terkait delapan Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih disandera, Menhan mengatakan bahwa kondisi mereka saat ini diyakini dalam keadaan baik.
"Buktinya dua orang bisa kabur, kalau tidak dalam kondisi baik pasti mereka tidak bisa lari," kata Ryamizard.
Meski yakin kondisi para sandera masih dalam keadaan aman, Ryamizard mengatakan, pemerintah tetap mengupayakan sejumlah jalur diplomasi dengan Pemerintah Filipina agar pembebasan delapan sandera lainnya dapat lebih cepat dilakukan.
Diplomasi dilakukan antarmenteri luar negeri, serta pelaksanaan komitmen kerja sama trilateral Indonesia-Malaysia-Filipina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.