Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Restorasi Gambut Kembangkan Alat untuk Minimalisasi Kebakaran Lahan

Kompas.com - 24/08/2016, 17:13 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Restorasi Gambut (BRG) tengah mengembangkan alat untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut.

Alat itu nantinya akan digunakan untuk mengukur tingkat kekeringan lahan gambut.

"Jadi alat itu ditanam di dalam tanah. Dia akan mengukur naik turunnya air muka di permukaan gambut, mencatat kekeringan dan kebasahan gambut," kata Kepala BRG Nazir Foead di Kantor Wapres, Rabu (24/8/2016).

Ia menjelaskan, alat itu akan bertugas sebagai early warning system atau peringatan dini untuk mendeteksi potensi terjadinya kebakaran lahan.

Adapun sistem kerja yang akan dilakukan yaitu dengan menggabungkan hasil analisa cuaca yang dilakukan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika.

"Misalnya, di spot ini gambutnya sudah sangat kering, BMKG bilang dua minggu ke depan tidak ada hujan, maka harus segera digelar (diatasi) supaya tidak ada api," ujarnya.

Lahan gambut yang kering, menurut dia, merupakan bahan bakar sempurna untuk membuat untuk membuat sebuah kebakaran besar. Untuk itu dibutuhkan sistem yang mampu mencegah kebakaran dini.

Sementara itu, terkait musibah kebakaran yang kembali terjadi di Sumatera saat ini, menurut dia, hal itu tidak terlepas dari dampak El Nino yang muncul sejak tahun lalu.

"El Nino-nya tidak selesai di November 2015, tapi sampai April 2016. Jadi ada empat bulan kita di El Nino," ujarnya.

Meski begitu, Nazir menambahkan, terjadi penurunan drastis jumlah titik api mencapai 75 persen.

Kendati demikian, penurunan itu tetap harus diantisipasi agar jumlah titik api tidak bertambah banyak. Terlebih, musim kemarau diprediksi masih akan berlangsung hingga September mendatang.

"Makanya dibuat (kondisi) darurat dan sudah enam provinsi. Itu lebih membantu mobilisiasi sumber daya dari BNPB," ujarnya.

"Kalau dari dareah itu lebih banyak sumber daya logistik yang diberikan untuk mencegah lebih jauh atau mengatasi lebih cepat," kata dia.

Kompas TV Kebakaran Lahan Gambut di Riau Terus Meluas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com