JAKARTA, KOMPAS.com - Mendapat kesempatan untuk menjadi pembawa baki berisi bendera pusaka saat upacara bendera peringatan kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, tentu hal istimewa.
Dari sekitar 255 juta penduduk di Indonesia, hanya satu perempuan yang didaulat untuk melaksanakan tugas tersebut.
Pada peringatan kemerdekaan RI ke-71, 17 Agustus 2016, perempuan terpilih tersebut bernama Nilam Sukma Pawening, anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) perwakilan dari DKI Jakarta.
Lantas, apa rasanya menjadi orang terpilih itu?
"Alhamdulillah, karena dapat kesempatan," ujar Nilam saat diwawancara di Wisma Negara, Rabu (17/8/2016).
Nilam sadar, menjadi pembawa baki berisi bendera pusaka, walaupun hanya replika bendera pusaka saja, namun hal itu menjadi cita-cita anggota Paskibraka lain.
"Perwakilan provinsi itu enggak cuma saya saja yang mau, pasti orang lain juga mau. Jadi ini alhamdulillah banget dapat kesempatan," ujar Nilam.
Nilam yang memiliki ayah seorang anggota TNI Angkatan Udara itu mengaku tidak menyangka didapuk menjadi pembawa baki bendera pusaka. Apalagi, ketika sesi latihan, pembawa baki diberikan kepada orang yang berbeda-beda.
Benar saja, 17 Agustus 2016 pukul 07.00 WIB, sekitar tiga jam sebelum upacara penaikan bendera dilaksanakan, Nilam ditunjuk sebagai orang pilihan itu.
"Ya jadi harus siap, enggak ada latihan lagi kan. Harus siap tampil," ujar Nilam.
Nilam yang punya hobi bermain voli itu mengaku deg-degan saat ditunjuk menjadi pembawa baki. Ia khawatir salah saat naik atau turun panggung upacara.
Namun ia sadar, jika ia larut di dalam kekhawatiran, konsentrasinya akan terganggu. Maka rasa khawatir itu jauh-jauh dibuangnya.
"Ya jika terbawa arus, nanti malah akunya berantakan. Jadi harus tetap tenang dan konsentrasi," ujar dia.
Kekhawatiran juga dirasakan Sang Ayah, Peltu TNI Istohari. Dia berdoa sepanjang aksi putrinya itu agar berjalan lancar.