JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan, seorang suku Uighur yang tewas dalam baku tembak pada Rabu (17/8/2016) kemarin merupakan warga asing terakhir di kelompok Santoso.
Berdasarkan hasil identifikasi, orang tersebut bernama Ibrohim, terduga teroris yang berstatus buronan.
(Baca: Sisa Anggota Kelompok Santoso Diduga Miliki Lima Senjata Serbu Buatan AS)
"Dulu ada enam, kemudian tinggal satu yang ini. Sekarang Uighur tidak ada lagi," ujar Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (18/7/2016).
Tito mengatakan, lima orang Uighur sebelumnya ada yang ditangkap hidup-hidup, ada pula yang tewas dalam baku tembak.
Dengan demikian, kini anggota kelompok Santoso yang tersisa tinggal 14 orang. "Yang lainnya masih dikejar," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, kontak tembak terjadi di Poso pada Rabu (17/8/2016) pagi antara tim satgas Tinombala dan dua orang tak dikenal.
Satu orang ditemukan tewas ditembak, sementara seorang lagi melarikan diri.
Menurut Kapolda Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal (Pol) Rudy Sufahriadi, mulanya tim satgas mendapat informasi dari laporan intelijen bahwa ada lokasi dan pergerakan yang mencurigakan.
(Baca: Usai Baku Tembak, TNI-Polri Kejar Anak Buah Santoso yang Bawa Senjata M16)
Saat menyisir lokasi yang dilaporkan intelijen, tim melihat dua orang tak dikenal.
"Untuk memastikan siapa dua orang tersebut, aparat meneriakan sandi Operasi Tinombala, tapi malah dibalas dengan tembakan dan lemparan bom lontong dari dua OTK (orang tak dikenal) tersebut," kata Rudy.
Saat baku tembak mereda, aparat melakukan penyisiran di lokasi baku. Dari penyisiran tersebut, tim satgas menemukan satu orang tewas tertembak, berjenis kelamin laki-laki dan diduga suku Uigur. Sementara satu orang lain kabur.