JAKARTA, KOMPAS.com - Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, Kepala Kepolisian RI pertama, diusulkan sebagai pahlawan nasional. Usulan itu disampaikan mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Awaloedin Djamin saat peluncuran buku biografi Jenderal RS Soekanto di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kamis (11/8/2016).
"Sebagai penghargaan atas jasa-jasa RS Soekanto kepada negara dan bangsa, khususnya Kepolisian RI, sekiranya tidak berlebihan untuk mengusulkan agar RS Soekanto dianugerahi sebagai pahlawan nasional," kata Awaloedin.
Hadir dalam peluncuran buku tersebut Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komisaris Jenderal Syafruddin, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, mantan Wakil Presiden Tri Soetrisno, dan mantan Kapolri sekaligus mantan Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Sutanto.
Awaloedin mengatakan, Soekanto merupakan Bapak Kepolisian RI dan sekaligus peletak dasar-dasar kepolisian nasional yang profesional dan modern.
Selama 14 tahun Polri di bawah kepemimpinannya, Soekanto dianggap telah membangun organisasi Polri yang solid mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah.
Selain itu, Soekanto juga membentuk unit-unit baru yang berada di dalam kepolisian, di antaranya Polisi Perairan dan Polisi Udara, Polisi Perintis, Polisi Lalu Lintas, Polisi Kereta Api, Laboratorium Kriminal, NCB Interpol, serta mengembangkan korps polisi wanita.
"Di eranya juga ditetapkan panji-panji kepolisian, diikrarkan Tribrata dan Catur Prasetya," ujarnya.
Tak hanya di internal, keberhasilan Soekanto juga terlihat di dalam sejumlah misi yang dijalankan Polri. Beberapa di antaranya yaitu menumpas pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), Andi Aziz, DI/TII, PRRI/Permesta, serta sejumlah operasi khusus seperti kasus spionase Jungschlaeger-Schmidt, Peristiwa Cikini, Cashmir Princess, pengamanan pemilu pertama 1955, dan Konferensi Asia Afrika.
"Dan senada dengan ucapan Hoegeng, tanpa RS Soekanto tidak mungkin ada Polri seperti sekarang ini," kata dia.
"Soekanto tidak hanya tokoh besar kepolisian, tetapi juga tokoh besar bangsa Indonesia, yang perlu dihargai, dibanggakan, dan menjadi panutan bagi generasi sekarang dan mendatang," lanjut dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.