Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2016, 23:11 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aparat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menggelah sejumlah tempat terkait kelompok teroris Kitabah Gonggong Rebus (KGR) di Batam, Kepulauan Riau. 

Pada penggeledahan di rumah tersangka Eka Putra, polisi menyita air soft gun yang sudah dimodifikasi. 

"Barang bukti di lokasi ada senjata air soft gun yang dimodifikasi sedemikian rupa mirip seperti AK 47. Jadi awalnya air soft gun kemudian dilakukan modifikasi," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2015).

Senjata tersebut diletakan di loteng rumah Eka. Selain itu, masih di lokasi yang sama turut pula disita kartu keluarga dan beberapa buku milik tersangka.

(Baca: Teroris Asal Batam Berencana Teror Singapura bersama Bahrun Naim)

Selain rumah Eka, Polisi pun menggeledah kediaman pimpinan kelompok KGR, Gigih Rahmat Dewa dan sejumlah dokumen seperti paspor, akta kelahiran anak, kartu keluarga, dan buku tabungan.

Boy mengatakan, polisi juga menyita uang tunai senilai Rp 2.050.000. "Ada juga alat panah beserta sasaran sebanyak satu set, ada bukti catatan. Ini akan coba didalami penyidik kita," kata Boy.

Rumah tersangka Rio Syafrido juga tak lolos dari penggeledahan. Boy mengungkap, dari lokasi disita satu pucuk senapan angin, komputer beserta CPU, dan notebook.

Barang-barang yang disita dari kediaman para tersangka itu akan didalami oleh penyidik untuk mengetahui lebih jauh soal aktivitas kelompok tersebut.

"Ini sedang dilakukan pemeriksaan oleh tim forensik berkaitan dengan konten-konten percakapan yang bersangkutan bersama dengan kelompok-kelompok mereka. Jadi, belum bisa dikonfirmasi isi dari pemeriksaan notebooknya," kata Boy.

(Baca: Enam Pria Terkait ISIS dan Bom Solo Diringkus di Batam)

Kelompok KGR itu ditangkap terpisah di beberapa tempat di Batam, Jumat (5/8/2016). ES (35), T (21), dan GRD (31) ditangkap di kawasan Batam Centre. Adapun TS (46) ditangkap di kawasan Nagoya. Adapun HGY (20) dan MT (19) ditangkap di kawasan Batu Aji.

Belakangan, MT dilepaskan karena bukan sasaran Densus 88. Ia dibawa anggota Densus 88 untuk dimintai keterangan soal HGY yang menjadi rekan dekatnya sejak sekolah. Pada Jumat malam, MT sudah diantarkan ke orangtuanya.

Kompas TV Terduga ISIS Asal Riau Dikenal Rajin Beribadah

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Politikus PPP Ungkap Mahfud dan Khofifah Sudah Bertemu Megawati

Politikus PPP Ungkap Mahfud dan Khofifah Sudah Bertemu Megawati

Nasional
Laut Indonesia Disebut Punya Banyak “Internal Wave”, Kapal Selam Tak Berani Masuk

Laut Indonesia Disebut Punya Banyak “Internal Wave”, Kapal Selam Tak Berani Masuk

Nasional
Hadapi Ancaman ke Depan, TNI AL Jajaki Pembelian Kapal Selam dan Kembangkan Satelit Militer

Hadapi Ancaman ke Depan, TNI AL Jajaki Pembelian Kapal Selam dan Kembangkan Satelit Militer

Nasional
SBY Bertemu Jokowi di Istana Bogor

SBY Bertemu Jokowi di Istana Bogor

Nasional
KSAL: Idealnya Indonesia Punya 12 Kapal Selam

KSAL: Idealnya Indonesia Punya 12 Kapal Selam

Nasional
Sandiaga Uno Singgung soal Pengorbanan jika Tak Jadi Cawapres Ganjar

Sandiaga Uno Singgung soal Pengorbanan jika Tak Jadi Cawapres Ganjar

Nasional
Geledah Rumah Tersangka Kasus Kementan di Jagakarsa, KPK Amankan Uang Rp 400 Juta

Geledah Rumah Tersangka Kasus Kementan di Jagakarsa, KPK Amankan Uang Rp 400 Juta

Nasional
PSI Ungkap 2 Syarat untuk Beri Dukungan pada Bakal Capres di Pilpres 2024

PSI Ungkap 2 Syarat untuk Beri Dukungan pada Bakal Capres di Pilpres 2024

Nasional
Megawati Sebut Orang Luar Tak Bisa Jadi Ketum, PSI: Itu Kan Internalnya PDI-P, Masing-masing

Megawati Sebut Orang Luar Tak Bisa Jadi Ketum, PSI: Itu Kan Internalnya PDI-P, Masing-masing

Nasional
Soal Megawati Terima Gelar 'Honoris Causa' dari Universitas di Malaysia, Puan Harap Itu Jadi Contoh

Soal Megawati Terima Gelar "Honoris Causa" dari Universitas di Malaysia, Puan Harap Itu Jadi Contoh

Nasional
Kaesang Tak Kunjung Pakai Baju PSI, Apa Alasannya?

Kaesang Tak Kunjung Pakai Baju PSI, Apa Alasannya?

Nasional
Saat Jadi Pengacara Syahrul Yasin Limpo, Febri Diansyah Mengaku Dorong Kliennya Kooperatif ke KPK

Saat Jadi Pengacara Syahrul Yasin Limpo, Febri Diansyah Mengaku Dorong Kliennya Kooperatif ke KPK

Nasional
Puan: Ada Kementerian Kena Masalah Hukum, Cepat atau Lambat Ada 'Reshuffle'

Puan: Ada Kementerian Kena Masalah Hukum, Cepat atau Lambat Ada "Reshuffle"

Nasional
Gelar Latma Survei Hidrografi, Danpushidrosal Pastikan Australia Tak Akan Masuk di ZEE Indonesia

Gelar Latma Survei Hidrografi, Danpushidrosal Pastikan Australia Tak Akan Masuk di ZEE Indonesia

Nasional
Gugatan Buruh Ditolak, MK Putuskan Perppu Cipta Kerja Tak Cacat Formil

Gugatan Buruh Ditolak, MK Putuskan Perppu Cipta Kerja Tak Cacat Formil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com