JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memastikan akan terus memantau sembilan lembaga pendidikan di Indonesia yang disebut Pemerintah Turki terkait dengan organisasi FETO.
Meskipun hasil pengecekan yang dilakukan beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa sembilan sekolah itu tidak ada keterlibatan dengan FETO.
"Ya (dipantau), memang masih guru-guru yang dari sana (Turki), tetapi sebagai pribadi yang kontrak dengan yayasan sekolah. Ini yang kami cek," ujar Muhadjir usai menghadiri acara Silaturahim Idul Fitri 1437 H di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Kamis (4/8/2016).
Ia mengatakan, meski berasal dari Turki, para guru itu umumnya punya izin kerja resmi dari Pemerintah Indonesia. Mata pelajarannya juga berdasarkan kurikulum nasional.
Hanya saja, lanjut dia, lembaga-lembaga tersebut menambah semacam penajaman-penajaman di beberapa materi pembahasan.
Sehingga, ada beberapa mata pelajaran menjadi sangat menonjol yang menjadi ciri khas mereka.
"Misalnya matematika, kimia, fisika, biologi, itu memang sangat bagus," tutur dia.
Ia menambahakan, mekanisme pemantauannya juga dilakukan secara langsung.
"Seperti kemarin ada kasus saya langsung ke Tanggerang Selatan untuk cek tapi juga atas sepengetahuan pemda setempat. Sekarang kan sekolah sudah otonomi, dipegang oleh pemerintah daerah masing-masing," kata mantan Rektor Muhammadiyah Malang itu.
Pemerintah Turki melalui siaran pers yang dirilis di laman Kedutaan Besar Turki untuk Indonesia pada Kamis (28/7/2016), menyebut ada 9 lembaga pendidikan di Indonesia terkait FETO.
FETO merupakan organisasi yang terkait dengan ulama kharismatik Fethullah Gulen. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Gulen berada di balik upaya kudeta gagal di Turki beberapa waktu lalu.
(Baca: Turki Sebut 9 Lembaga Pendidikan di Indonesia Terkait Kelompok Fethullah Gulen)
Adapun, sembilan sekolah yang dituding Pemerintah Turki terkait FETO itu disebut memiliki kerja sama dengan PASIAD, organisasi non-pemerintah yang digerakkan masyarakat Turki.
Kementerian Luar Negeri menyatakan kerja sama sembilan sekolah dengan organisasi PASIAD itu telah berakhir tahun lalu.
(Baca: Kemenlu: Kerja Sama 9 Sekolah dengan PASIAD Turki Selesai Tahun Lalu)
Sembilan lembaga tersebut yakni Pribadi Bilingual Boarding School yang berada di Depok dan Bandung.
Lalu, Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School di Tangerang Selatan, Semesta Bilingual Boarding School di Semarang, dan Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School di Yogyakarta.
Kemudian, Sragen Bilingual Boarding School di Sragen, Fatih Boy’s School dan Fatih Girl’s School di Aceh, serta Banua Bilingual Boarding School di Kalimantan Selatan.