Masih ingatkah Anda bagaimana berita televisi dikemas di era 1990-an? Seperti kemasan televisi modern, berita di zaman itu juga melibatkan seorang atau dua orang pembaca berita.
Ada juga latar belakang visual di belakang si pembaca berita, meskipun teknologi saat itu tidak mampu memunculkan latar belakang yang cantik dan dinamis seperti saat ini.
Dari sisi teknologi, kemasan berita televisi di masa lalu memang tak secanggih kemasan masa kini. Sesuatu yang tidak ada sebelumnya, sekarang bisa muncul dalam kemasan yang lebih menawan.
Namun, ada satu hal yang ada di masa lalu tetapi tak lagi muncul akhir-akhir ini. Satu hal itu adalah peraga yang tampil di sudut kiri atau kanan bawah layar kaca anda selama berita berlangsung. Si peraga ini bertugas “menyiarkan” berita melalui bahasa isyarat.
Keberadaan para peraga mungkin dianggap sebagai “gangguan visual” oleh sebagian orang. Namun, bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus, para peraga adalah penyelamat.
Masyarakat yang tidak bisa mendengar suara akan sangat bergantung dengan bahasa isyarat yang disampaikan oleh peraga. Dengan demikian, isi berita tetap tersampaikan kepada semua orang, tanpa kecuali.
Kini, para peraga tak lagi terlihat di layar kaca. Entah apa alasannya. Yang jelas, sebuah ironi sedang terjadi, yaitu para peraga hilang justru ketika media berkembang sangat pesat.
Perkembangan media itu hadir dalam berbagai bentuk media baru. Internet adalah rahim yang melahirkan berbagai macam bentuk media.
Orang tak lagi mengandalkan televisi, apalagi media cetak, untuk mendapatkan berita. Orang tak lagi perlu menunggu sampai di rumah untuk membaca koran atau menyalakan televisi dan radio.
Berita kini berserakan di mana-mana. Bahkan, berita selalu “mengikuti” kemana pun manusia pergi.
Dia hadir di laman/portal berita yang bisa diakses melalui perangkat elektronik yang sangat ringan dan ringkas. Berita menjadi sangat personal dan berada di saku setiap orang.
Berita juga menyelip di sela-sela aplikasi media baru yang sering digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Pada umumnya, setiap orang akan bersemangat menyambut perubahan tersebut. Mereka seperti berlomba untuk menggunakan teknologi informasi.
Namun, seperti halnya sebuah pesta, ada saja beberapa orang yang memilih berada di sudut ruangan. Mereka merasa kesepian di tengah keramaian. Mereka ingin ikut merayakan pesta, namun kondisi tidak memungkinkan.
Mereka adalah para penyandang disabilitas. Kelompok ini tentu adalah salah satu bagian di dalam masyarakat yang belum bisa menikmati perkembangan teknologi informasi secara utuh.