Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2016, 18:29 WIB
|
EditorBayu Galih

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo membebankan "pekerjaan rumah" yang harus dituntaskan Menteri Pendidikan Nasional yang baru, Muhadjir Effendy.

Muhadjir diminta untuk memeratakan sekaligus meningkatkan ketepatgunaan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

"Saya diberikan amanah utama sebagai pembantu Presiden itu, bagaimana meningkatkan tepat guna kartu pintar itu," ujar Muhadjir usai dilantik di Istana Negara, Rabu (27/7/2016).

Muhadjir berkomitmen untuk mewujudkan pesan Presiden itu.

"Untuk target, kalau kita yakin, Insya Allah pastilah bisa. Tuhan akan mengabulkan itu," ujar dia.

Meski demikian, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu mengaku belum memiliki strategi yang tepat agar pesan Presiden tersebut dapat diwujudkannya.

Dalam beberapa hari ini, Muhadjir mengaku, akan mempelajarinya dengan teliti dan saksama agar dapat mengeluarkan kebijakan yang tepat.

"Apa langkahnya belum. Kan baru ditunjuk tadi. Nanti akan saya pelajari dulu, saya tidak mau tergesa-gesa," ujar dia.

Menurut Muhadjir, yang terpenting dalam mewujudkan sebuah program adalah bukan hanya soal cepat atau tidaknya program itu. Namun, yang terpenting adalah apakah program dirancang secara tepat agar pelaksanaannya pun berhasil.

Selain soal pemerataan sekaligus meningkatkan ketepatgunaan KIP, Presiden juga berpesan agar Muhadjir mempertajam fungsi pendidikan kejuruan serta ketersediaan sumber daya manusia yang siap berkompetisi.

"Bagaimana pendidikan kejuruan baik yang ada di sektor formal atau nonformal lebih spesifik dan betul-betul memiliki kompetensi yang bisa dipertanggungjawabkan, misalnya dalam bentuk sertifikat," ujar dia.

Muhadjir dilantik sebagai Mendiknas oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu siang. Ia menggantikan posisi menteri sebelumnya, yakni Anies Baswedan.

Kompas TV Presiden Jokowi Lantik Para Menteri Baru
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pimpinan PDI-P Sambangi Kantor DPP PPP, Bahas Pemenangan Ganjar sebagai Capres

Pimpinan PDI-P Sambangi Kantor DPP PPP, Bahas Pemenangan Ganjar sebagai Capres

Nasional
Survei Litbang “Kompas”: Presiden yang Dukung Partai-Kandidat Tertentu Saat Pemilu Dinilai Tak Netral

Survei Litbang “Kompas”: Presiden yang Dukung Partai-Kandidat Tertentu Saat Pemilu Dinilai Tak Netral

Nasional
Tunggu Luhut Pulang ke Indonesia, Sidang Haris Azhar dan Fatia Ditunda

Tunggu Luhut Pulang ke Indonesia, Sidang Haris Azhar dan Fatia Ditunda

Nasional
Jubir MK Tegaskan Gugatan Sistem Pemilu Baru di Tahap Penyerahan Kesimpulan, Belum Bahas Keputusan

Jubir MK Tegaskan Gugatan Sistem Pemilu Baru di Tahap Penyerahan Kesimpulan, Belum Bahas Keputusan

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat ke Erdogan yang Kembali Terpilih Jadi Presiden Turkiye

Jokowi Ucapkan Selamat ke Erdogan yang Kembali Terpilih Jadi Presiden Turkiye

Nasional
Bantah Denny Indrayana, MA Sebut Majelis PK Moeldoko Belum Dibentuk

Bantah Denny Indrayana, MA Sebut Majelis PK Moeldoko Belum Dibentuk

Nasional
Indonesia Resmi Miliki 2 Kapal Penyapu Ranjau Laut, Dijemput KSAL di Jerman

Indonesia Resmi Miliki 2 Kapal Penyapu Ranjau Laut, Dijemput KSAL di Jerman

Nasional
Tak Penuhi Panggilan KY, Ketua PN Jakarta Pusat Dipanggil Ulang Besok

Tak Penuhi Panggilan KY, Ketua PN Jakarta Pusat Dipanggil Ulang Besok

Nasional
Survei Litbang “Kompas”: Presiden yang Tak Netral pada Pemilu Dinilai Berpotensi Menyeleweng

Survei Litbang “Kompas”: Presiden yang Tak Netral pada Pemilu Dinilai Berpotensi Menyeleweng

Nasional
KY Panggil Ketua PN Jakpus dan Hakim yang Putuskan Penundaan Pemilu

KY Panggil Ketua PN Jakpus dan Hakim yang Putuskan Penundaan Pemilu

Nasional
Gubernur Bali: 129 Wisman Dideportasi dari Januari hingga Mei 2023

Gubernur Bali: 129 Wisman Dideportasi dari Januari hingga Mei 2023

Nasional
Tanggal 1 Juni 2023 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juni 2023 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Survei Litbang 'Kompas': 36 Persen Responden Tak Yakin Jokowi Netral Saat Masa Kampanye

Survei Litbang "Kompas": 36 Persen Responden Tak Yakin Jokowi Netral Saat Masa Kampanye

Nasional
Wakil Ketua KPK soal Beda Tafsir Putusan MK: Presiden Akan Terbitkan Keppres Perubahan

Wakil Ketua KPK soal Beda Tafsir Putusan MK: Presiden Akan Terbitkan Keppres Perubahan

Nasional
Denny Indrayana Mengaku Dapat Informasi Putusan Pemilu Proporsional Tertutup Bukan dari Hakim MK

Denny Indrayana Mengaku Dapat Informasi Putusan Pemilu Proporsional Tertutup Bukan dari Hakim MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com