Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menilai, sekarang memang saatnya mengganti menteri yang tidak cakap bekerja. Faktor loyalitas menteri kepada Presiden tidak dapat menjadi acuan untuk mempertahankan menteri tersebut.
"Buat apa pertahankan orang loyal tapi bodoh, ngaco. Keloyalan tidak cukup. Jangan katanya loyal, kemudian dipertahankan," ujar Ikrar saat dihubungi Kompas.com, Selasa.
Sosok menteri yang pintar saja pun tidak cukup untuk dipertahankan.
(Baca: Menteri-menteri yang Kena Tegur Jokowi Jelang "Reshuffle")
"Buat apa pertahankan orang pintar, cerdas tapi kebijakannya bertentangan dengan Presiden. Buat apa dipertahankan kalau nanti dia jadi brutus atau orang-orang yang menikam dari belakang," ujar Ikrar.
Presiden, lanjut Ikrar, harus mencari sosok yang loyal, pintar, cerdas, rajin dan strategis menjalankan kebijakan pemerintah.
Jika demikian, mari kita tunggu, seperti apa wajah baru Kabinet Kerja dalam menunjukkan performanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.