Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2016, 09:06 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla akhirnya memutuskan untuk merombak posisi menteri atau reshuffle di jajaran Kabinet Kerja. Sebanyak sembilan nama baru akan mengisi pos menteri dalam Kabinet Kerja.

 

Pelantikan mereka digelar di Istana Negara hari ini, Rabu (27/7/2016) pukul 14.00 WIB di Istana Negara. Dengan komposis kabinet baru itu pula, Presiden Jokowi akan memimpin sidang kabinet paripurna pada pukul 15.00.

Keputusan merombak sejumlah posisi pembantu Presiden bukan tanpa sebab. Utamanya, Presiden ingin percepatan pembangunan ekonomi nasional. Berulang kali Jokowi mengatakan, dia terus mengevaluasi kinerja para pembantunya.

Bahkan di beberapa momen pidato, Jokowi menegaskan, tidak segan mencopot seseorang dari jabatannya jika dianggap tidak melaksanakan program percepatan dengan baik. 

(Baca: Inikah Komposisi Baru Kabinet Kerja, Hasil "Reshuffle" Jilid Dua?)

Catatan Kompas.com, sejumlah menteri pernah kena tegur Presiden di depan publik. Mereka antara lain, Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry Mursyidan Baldan yang ditegur lantaran masih ada keluhan dari masyarakat akan lambatnya mengurus sertifikat. 

Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga tidak luput dari teguran Presiden atas persoalan anggaran kementerian itu yang dinilai tidak fokus pada program tertentu. 

Selain itu, Presiden pernah menegur Menteri Koordinator Perekonomian Rizal Ramli dan Menteri ESDM Sudirman Said lantaran keduanya saling melempar pernyataan di media terkait pengelolaan kilang gas Blok Masela.

(Baca: Disebut Masuk Kabinet Gantikan Jonan, Ini Tanggapan Budi Karya Sumadi)

Di belakang publik, Presiden juga dikabarkan sempat menegur Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Marwan Djafar dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi.

Marwan ditegur lantaran informasi adanya perekrutan pendamping dana desa yang dianggap tidak sesuai dengan kualifikasi. Sementara Yuddy ditegur lantaran tidak menjalankan semangat Presiden dalam hal pemerintahan yang bersih dari katebelece.

(Baca: Sri Mulyani Masuk Kabinet Jokowi?)

Nyatanya, Yuddy, Sudirman dan Marwan betul-betul dicopot dari jabatannya.

Reshuffle juga dilakukan lantaran dua partai politik menyatakan diri mendukung pemerintah, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golongan Karya (Golkar).  Kedua partai politik itu dikabarkan sudah menyodorkan sejumlah nama kader terbaiknya untuk mendapat jabatan menteri tertentu. 

Menteri 'ngaco' wajib diganti

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] KPK Amankan Uang Puluhan Miliar Rupiah dari Rumah Mentan | Wawancara Terakhir A Yani

[POPULER NASIONAL] KPK Amankan Uang Puluhan Miliar Rupiah dari Rumah Mentan | Wawancara Terakhir A Yani

Nasional
Tanggal 2 Oktober Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Oktober Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ke Serbia, KSAL Jajaki Kerja Sama Produksi Senjata dan Pelatihan Anti-teror

Ke Serbia, KSAL Jajaki Kerja Sama Produksi Senjata dan Pelatihan Anti-teror

Nasional
12 Jam Berlalu, KPK Masih Geledah Kantor Kementan Terkait Dugaan Korupsi

12 Jam Berlalu, KPK Masih Geledah Kantor Kementan Terkait Dugaan Korupsi

Nasional
Masa Pakai Hotel Sultan Selesai, Pemerintah Minta PT Indobuildco Segera Angkat Kaki

Masa Pakai Hotel Sultan Selesai, Pemerintah Minta PT Indobuildco Segera Angkat Kaki

Nasional
Ditanya Soal Khofifah jadi Cawapres, Ganjar: Semua Masih Punya Kesempatan

Ditanya Soal Khofifah jadi Cawapres, Ganjar: Semua Masih Punya Kesempatan

Nasional
Ada Mahfud dan Sandiaga di Rakernas PDI-P, Hasto: Para Menteri yang Jadi Sahabat Diundang

Ada Mahfud dan Sandiaga di Rakernas PDI-P, Hasto: Para Menteri yang Jadi Sahabat Diundang

Nasional
Polri Ungkap Akan Ada Tersangka Baru di Kasus Mafia Bola Liga 2, Bakal Jerat Klub?

Polri Ungkap Akan Ada Tersangka Baru di Kasus Mafia Bola Liga 2, Bakal Jerat Klub?

Nasional
Luhut: Amdal Rempang Eco City Masih Proses, Enggak Ada Masalah

Luhut: Amdal Rempang Eco City Masih Proses, Enggak Ada Masalah

Nasional
Kemendagri Siapkan Sanksi untuk Pemda yang Tak Anggarkan Dana Pilkada 2024

Kemendagri Siapkan Sanksi untuk Pemda yang Tak Anggarkan Dana Pilkada 2024

Nasional
3 Pesawat Super Hercules Terbaru Milik TNI AU Bakal Ikut 'Flypast' HUT Ke-78 TNI

3 Pesawat Super Hercules Terbaru Milik TNI AU Bakal Ikut "Flypast" HUT Ke-78 TNI

Nasional
Luhut Sebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung Akan 'Soft Launching' Senin Depan

Luhut Sebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung Akan "Soft Launching" Senin Depan

Nasional
Soal Cawapres Ganjar, Hasto PDI-P: Tunggu Tanggal Mainnya dari Bu Mega

Soal Cawapres Ganjar, Hasto PDI-P: Tunggu Tanggal Mainnya dari Bu Mega

Nasional
Kasus Korupsi BTS 4G, Kejagung Dalami Aliran Uang Rp70 M ke Komisi I DPR

Kasus Korupsi BTS 4G, Kejagung Dalami Aliran Uang Rp70 M ke Komisi I DPR

Nasional
Cerita Ganjar Dibisiki Jokowi Saat Serius Simak Pidato Megawati

Cerita Ganjar Dibisiki Jokowi Saat Serius Simak Pidato Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com