Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Sepalsu Apakah Hidup Kita?

Kompas.com - 26/07/2016, 14:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Karena tas yang hilang adalah barang palsu, perasaan kehilangan dan rasa bersalah tidak sampai mengganggu si tante selama berhari-hari. Kepalanya tidak perlu pusing beberapa keliling.

"Coba kalau tas yang hilang itu asli, wah si om (maksudnya suaminya) pasti mencak-mencak (marah-marah). Duit hilang, paspor hilang, tas seharga sekian puluh juta juga hilang," ujar si tante.

Bisa kita bayangkan bagaimana semringahnya wajah si tante saat ceriwis bercerita mengenai malaikat penolongnya berupa tas palsu.

Si tante bisa bergaya dan membangun citra diri dengan mengelabui ribuan pasang mata di Tanah Air hingga Eropa dengan tas palsunya. Saat tas itu hilang, si tante masih bisa spontan ingat Tuhan dengan bersyukur atau merasa lebih beruntung. Untung saja tas itu palsu!

Kenapa kita permisif

Setelah melihat kepalsuan yang melekat dalam diri kita, mari kita tengok kepalsuan-kepalsuan lain yang juga dekat dan terbukti membawa manfaat cepat. Karena membawa manfaat cepat, kepalsuan-kepalsuan itu diupayakan bahkan direkayasa secara sistematis untuk hasil yang terukur.

Untuk menyebut salah satunya, politik adalah medan terbuka untuk rekayasa kepalsuan-kepalsuan ini. Citra diri yang hendak diraih dibangun dengan sejumlah rekayasa dan ini dibenarkan juga.

Untuk citra diri "bersih" misalnya, foto diri dioperasi dengan Photoshop sedemikian rupa sehingga kerap orang kecewa saat melihat wajah aslinya.

Tidak hanya itu. Dahulu, menjelang pemilihan umum, semua foto politisi yang dipaku di pohon-pohon hampir seragam lantaran peci hitam yang dikenakan. Citra diri nasionalis hendak diraih meskipun dalam keseharian, peci hitam itu nyaris tidak pernah mereka kenakan.

Ketika kampanye, kepalsuan itu termasuk janji-janji yang menyertainya tidak dipersoalkan. Setelah politisi terpilih, kepalsuan itu terkuak dengan sendirinya dan kemudian dipertanyakan.

Janji-janji selama kampanye yang tidak terwujud setelah jabatan dipegang kerap disebut sebagai janji-janji palsu.

Untuk banyaknya janji-janji palsu politisi ini, kita semakin hari seperti semakin tidak terganggu. Pemakluman seperti tidak pernah kekurangan energi.

Mendapati kepalsuan-kepalsuan ini, kita makin hari makin permisif. Kenapa ini bisa terjadi?

Pertannyaan ini salah satunya bisa dijawab dengan pertanyaan ke diri kita sendiri. Sepalsu apakah hidup kita?

Mari kita meneliti dan jujur mengakui ketika mendapati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com