Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Sebut Duterte dan Nur Misuari Bakal ke Indonesia Bahas Penyanderaan

Kompas.com - 26/07/2016, 14:08 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dalam waktu dekat Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan pendiri Moro National Liberation Front (MNLF) Nur Misuari bakal mengunjungi Indonesia.

Menurut Luhut, pertemuan tersebut akan membicarakan terkait upaya pembebasan 10 WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf dan penguatan hubungan diplomatik Indonesia-Filipina.

"Dalam waktu dekat Duterte dan Misuari mau ke Indonesia. Dua orang itu akan bertemu dengan saya. Nanti kita liat aja perkembangannya," ujar Luhut saat ditemui di Jakarta, Senin (25/7/2016).

(Baca: Pembebasan Sandera Abu Sayyaf, Pemerintah Utus Negosiator Bertemu Nur Misuari)

Luhut menjelaskan, kedatangan Misuari tersebut nantinya akan banyak membahas terkait perkembangan negosiasi pembebasan sandera dengan Abu Sayyaf.

Sebelumnya pemerintah pun telah mengirimkan seorang negosiator ke Filipina untuk bertemu dengan Misuari. Pemerintah Indonesia, kata Luhut, mengandalkan Misuari sebagai counterpart atau penghubung karena dianggap memiliki akses komunikasi ke kelompok Abu Sayyaf.

"Tadi saya dapat dari sana. Pemerintah dorong Misuari untuk kontak Abu Sayyaf. Kami juga sudah kirim negosiator untuk bertemu Misuari. Saat ini opsi negosiasi yang paling mungkin dilakukan," kata Luhut.

Luhut menuturkan, Nur Misuari memiliki cukup pengaruh di kalangan kelompok Abu Sayyaf. Oleh sebab itu Pemerintah terus berupaya untuk menjalin komunikasi dengan Misuari dengan mengirimkan negosiator ke Filipina.

Sementara itu Pemerintah Indonesia sendiri belum mempertimbangkan melakukan operasi militer sebagai opsi pembebasan sandera. Luhut menyebut risikonya terlalu tinggi jika operasi militer dilakukan, meski Pemerintah Filipina sudah mengizinkan TNI beroperasi di wilayah kedaulatannya.

"Opsi negosiasi paling mungkin dilakukan. Misuari memiliki pengaruh yang besar di kelompok Abu Sayyaf. Pemerintah Filipina juga sudah mencoba merangkul Misuari. Orang yang kami utus sudah bertemu. Negoisator kita lah," ungkapnya.

(Baca: Alasan Pemerintah Kesampingkan Operasi Militer untuk Bebaskan Sandera di Filipina)

Hingga saat ini total, sudah empat kali WNI disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.  Terakhir, tiga WNI disandera kelompok Abu Sayyaf ketika melewati perairan kawasan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu Sabah, Negara Bagian Malaysia. 

Mereka adalah ABK pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim berbendera Malaysia.

Sebelum penyanderaan tiga WNI, tujuh anak buah kapal (ABK) WNI lebih dulu disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Sulu, Filipina Selatan.

Penyanderaan itu terjadi pada Senin (20/6/2016). Selain membajak kapal, penyandera meminta tebusan sebesar Rp 60 miliar. Dengan demikian, total 10 WNI masih disandera.

Sebelumnya, 10 WNI ABK kapal tunda Brahma 12 disandera kelompok Abu Sayyaf dan dibebaskan pada awal Mei 2016.

Selain itu, empat ABK kapal tunda Henry juga disandera kelompok yang sama. Keempatnya dibebaskan pada pertengahan Mei 2016.

 

Kompas TV TNI Akan Masuk ke Filipina untuk Bebaskan ABK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com