Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/07/2016, 09:55 WIB

Marwah gerakan

Sebagai sebuah model gerakan,meski ada beberapa kemiripan carakerja dengan Political Action Committee (PAC) di AS, Teman Ahok beda dengan PAC ataupun Super PAC.

Salah satu pembeda utamanya, Teman Ahok harus mengumpulkan KTP, yang di AS disebut signatures, untuk meloloskan kandidat yang didukung.

Untuk apa Teman Ahok berjibaku mengumpulkan KTP hingga lebih dari 1 juta? Berulang kali disebutkan oleh juru bicara Teman Ahok, mereka ingin menyediakan jalur alternatif di luar partai dan itu adalah jalur perseorangan.

Marwah gerakan ini sesungguhnya adalah kepercayaan publik yang membesar menjadi bola salju dukungan.

Ada situasi disonansi kognitifterkait peran dan fungsi partai dalam setiap helatan demokrasi elektoral. Dalam pandangan Leon Festinger (dalam Shaw and Constanzo, 1982), disonansi kognitif dipahami sebagai ketidakcocokan hubungan antarelemen kognisi karena sering kali realitas yang dihadirkan partai berjarak dengan cita-cita dan harapan publik. Konteks itulah yang sesungguhnya memberi ”tempat” pada gerakan semacam Teman Ahok.

Konsistensi atas niat awal menjadi penting sehingga memberi warnadan menjadi role model kuatnya kandidat jalur perseorangan.

UU mengakui baik jalur partai maupunjalur perseorangan. Hanya, dalam praktiknya, jalur perseorangan kerap hanya menjadi pelengkap penderita di panggung pilkada.

Meskipun terjal dan berliku, prospekmemenangkan Ahok dari jalur perseorangan masih terbuka lebar. Pasti banyak risiko yang dihadapi Ahok karena menjadi sasarantembak banyak pihak.

Jauh di atas itu, penting menghargai dukungan yang sudah dikumpulkan dan bersama-sama membangun tradisi baru berupa pelibatan partisipasi masyarakat sebagai salah satu ciri politik modern.

Jangan rendahkan marwah gerakan politik kerelawanan menjadi jebakan politik enigmatik. Politik yang sekadar menimbulkan teka-teki, prasangka, absurditas, disorientasi, dan tanpa navigasi karena dinamikanya sengaja dibuat tidak jelas.

Gun Gun Heryanto, Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute dan Dosen Komunikasi Politik di UIN Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com