JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan yakin kelompok teroris di Poso kian lemah. Itu karena Santoso, pimpinan kelompok tersebut sudah tewas tertembak aparat Satgas Operasi Tinombala.
Santoso dan seorang anak buahnya bernama Mukhtar tewas dalam baku tembak selama 30 menit.
"Ya pasti lah memperlambat jaringan. Di Indonesia Timur kan dia tokohnya," kata Luhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/7/2016).
Namun demikian, Luhut menambahkan, perburuan kelompok itu tak bakal berhenti. Satgas mencatat masih terdapat 19 anggota kelompok Santoso yang masih bertahan di pegunungan.
Luhut selaku Kemenko Polhukam mengimbau ke-19 orang tersebut untuk turun dan menyerahkan diri.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga sudah menyampaikan akan menggelar operasi teritorial di titik-titik basis kelompok Santoso.
"Walau operasi militer berjalan di sana kami imbau juga mereka turun. Kami tentu menawarkan juga kompensasi bagi mereka agar mau turun. Kan warga negara juga," ujarnya.
Santoso dan Mukhtar tewas di pegunungan Tambarana, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (18/7/2016). Sementara tiga orang lainnya yang berada di lokasi baku tembak melarikan diri. Polisi menduga mereka yang kabur adalah Basri dan istrinya serta istri kedua Santoso. Basri adalah tangan kanan Santoso. Di lokasi ditemukan sepucuk senjata jenis M16.