Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Santoso Tersisa 19 Orang

Kompas.com - 19/07/2016, 14:39 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian mencatat kelompok teroris Santoso tinggal 19 orang setelah dua orang tewas dalam baku tembak di hutan wilayah Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, Senin (18/7/2016).

Dua orang yang tewas tersebut diduga kuat adalah Santoso Abu Wardah dan tangan kanannya, Basri Bagong.

"Betul, dari yang awalnya 21 orang, berarti sisanya kini tinggal 19 orang setelah dua tertembak," ujar Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigjen (Pol) Rudy Sufahriadi di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa (19/7/2016).

Sebelum dua orang itu tewas, papar Rudy, kelompok itu dibagi menjadi dua, yakni kelompok yang dipimpin Santoso dan kelompok yang dipimpin Ali Kalora. Keduanya selalu berpencar ke penjuru pegunungan.

(baca: Setelah Santoso Tewas, Polisi Duga Ali Kalora Lanjutkan Gerilya)

Tim Santoso terdiri dari empat orang. Mereka adalah istri Santoso berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat, Mohammad Basri alias Bagong beserta istrinya dan seorang laki-laki lain.

Adapun, tim Ali Kalora berjumlah 15 orang.  Salah satu di antaranya adalah istri Ali atau yang memiliki nama asli Ali Ahmad, sementara sisanya berjenis kelamin laki-laki.

(baca: Ini Kronologi Baku Tembak yang Tewaskan Dua Anggota Kelompok Santoso)

Kini, polisi meyakini bahwa dua terduga teroris yang tewas itu adalah Santoso dan Basri. Dugaan itu muncul lantaran salah satunya memiliki ciri fisik seperti yang dimiliki Santoso.

Artinya, tim Santoso tersisa tiga orang.

"Sedang kami lakukan pengejaran terhadap sisanya oleh tim TNI. Kami dari Polri juga memberikan bantuan untuk mengejar mereka," ujar Rudy.

"Saya sampaikan juga, DPO yang 19 orang ini kalau memang mereka ingin menyerahkan diri, saya jamin tidak akan ada pemukulan. Tidak usah takut. Kami akan melakukan sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. Itu saja," lanjut dia.

Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian sebelumnya memastikan operasi pengejaran sisa kelompok Santoso akan tetap dilakukan.

(baca: Santoso Diduga Tewas, Kapolri Pastikan Operasi di Poso Tetap Jalan)

Tinggal satu orang lagi yang diprediksi bisa memegang peranan penting terhadap gerakan radikal yang ada di sana, yakni Ali Kalora.

 

"Ada Ali Kalora satu lagi. Tapi saya mengenal betul jaringan itu dari  tahun 2005 saya operasi di sana. Ini dua orang ini yang paling penting Basri dan Santoso," tambah Tito.

Menurut dia, Ali Kalora saat ini memang masih memegang beberapa senjata rakitan dan pabrikan.

Namun, ia meyakini Ali tak memiliki kemampuan, kompetensi, dan kepemimpinan layaknya Basri dan Santoso.

Kompas TV Kronologi Baku Tembak yang Diduga Tewaskan Santoso
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com