Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan Sebut Lokasi Penyanderaan 10 Sandera WNI Berhasil Dideteksi

Kompas.com - 18/07/2016, 13:24 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menjelaskan posisi terakhir sepuluh WNI yang disandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf berada di dua tempat, yaitu di Panamao dan Pulau Palak, Filipina Selatan.

Ryamizard mengatakan, awalnya tujuh WNI yang disandera secara bersamaan pada 20 Juni lalu berada di satu wilayah yang sama. Tujuh sandera WNI itu berada di wilayah Sitio Lupah Kapituhan, Bulangsi, Panamao, Sulu.

Pucuk pimpinan Abu Sayyaf Group itu atas nama Alhabsy Misaya dan Salip Mira Kayawan dengan 50 personel bersenjata.

Namun pada 1 Juli lalu, tiga sandera lainnya dibawa ke Pulau Palak yang berada 64 Km dari Panamao.

Sementara, empat sandera lainnya masih berada di Barangay, Desa Pangdan, Kalingakang Caluang, di bawah pengawasan Abu Sayyaf Group Sub Group Alhabsy Misaya.

Tiga nelayan WNI yang disandera di perairan Sabah, Malaysia, digabung bersama dengan empat sandera sebelumnya di Panamao.

"Yang tiga (sandera terakhir) ini ditaruh dengan yang empat, jad di sana tetap ada tujuh," kata Ryamizard dalam acara saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2016).

Ryamizard menyatakan, saat ini pihaknya masih terus berkoordinasi dan menerima laporan dari Menteri Pertahanan Filipina.

Selain itu, dia juga menjalin komunikasi dengan Menhan Malaysia melalui staf khusus masing-masing. Ryamizard mengungkapkan, kondisi sandera masih dalam keadaan sehat.

"Berdasarkan informasi terakhir yang saya terima Sabtu kemarin, sandera WNI masih sehat, kecuali tahanan-tahanan lain yang lama sudah kena malaria," kata Ryamizard.

Ryamizard menuturkan, Pemerintah Filipina yang baru, telah berkomitmen memerangi Abu Sayyaf dan menyelesaikan kasus penyanderaan yang dialami WNI.

"Sesuai perintah Presiden Filipina, akan dihabiskan ini Abu Sayyaf. Itu sudah tekad presiden baru," ujar Ryamizard.

Saat ini total, sudah empat kali WNI disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.  Terakhir, tiga WNI disandera kelompok Abu Sayyaf ketika melewati perairan kawasan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu Sabah, Negara Bagian Malaysia.

Mereka adalah ABK pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim berbendera Malaysia.

Sebelum penyanderaan tiga WNI, tujuh anak buah kapal (ABK) WNI lebih dulu disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Sulu, Filipina Selatan.

Penyanderaan itu terjadi pada Senin (20/6/2016). Selain membajak kapal, penyandera meminta tebusan sebesar Rp 60 miliar. Dengan demikian, total 10 WNI masih disandera.

Sebelumnya, 10 WNI ABK kapal tunda Brahma 12 disandera kelompok Abu Sayyaf dan dibebaskan pada awal Mei 2016.

Selain itu, empat ABK kapal tunda Henry juga disandera kelompok yang sama. Keempatnya dibebaskan pada pertengahan Mei 2016.

Kompas TV TNI Akan Masuk ke Filipina untuk Bebaskan ABK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com