Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Gagal Prediksi Titik Kemacetan Arus Mudik

Kompas.com - 14/07/2016, 15:44 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil survei tingkat kepuasan masyarakat yang masih rendah atas kejelasan informasi dan koordinasi antar-instansi selama pelaksanaan mudik harus menjadi catatan pemerintah.

Berdasarkan riset Indonesian Network for Public Service Watch (Inpitch) dan Berdikari Institute, terdapat beberapa penyebab yang harus menjadi perhatian pemerintah agar kejadian serupa tidak terulang.

Direktur Inpitch Paring Waluyo Utomo menilai pemerintah tidak tuntas dalam melakukan mitigasi atau upaya analisis atas berbagai kemungkinan titik macet arus mudik dan balik.

(Baca: Macet Parah Mudik Lebaran, Wapres Minta Maaf)

Menurut dia, pemudik cenderung memilih untuk membawa kendaraan pribadi saat mudik hingga menyebabkan kepadatan di beberapa titik, seperti di pintu Tol Brebes Timur.

Polri seharusnya bisa memprediksi hal tersebut dan menyosialisasikan kemungkinan lokasi yang akan mengalami kemacetan secara masif ke masyarakat sehingga masalah penumpukan kendaraan, seperti di sepanjang ruas tol dan Kota Brebes, bisa diantisipasi sejak dini.

(Baca: Survei: Sinergitas Polri dan Kejelasan Informasi Dinilai Rendah pada Arus Mudik 2016)

"Seharusnya Polri mampu menganalisis berbagai kemungkinan titik macet sehingga masalah kemacetan selama arus mudik dapat diminimalisasi," ujar Paring saat memberikan keterangan di kawasan Cikini, Kamis (14/7/2016).

Kemacetan parah, kata Paring, juga terjadi karena lemahnya mekanisme koordinasi di internal kepolisian dan antar-instansi pemerintah. Kepadatan kendaraan seharusnya tidak hanya disikapi dengan kebijakan membuang arus.

(Baca: Tol Brebes Timur Jadi "Neraka" Pemudik, Ini Dia Penyebabnya....)

Kebijakan arus tersebut dinilai tidak efektif dalam mengurai arus kemacetan, bahkan menimbulkan kepadatan di wilayah buangan arus kendaraan. Selain itu, Paring menilai penyebaran informasi terkait mudik juga tidak maksimal.

Berdasarkan pantauan Inpitch dan Berdikari Institute, informasi yang disampaikan oleh instansi pemerintah, seperti Kementerian Perhubungan, Polri, dan Jasa Raharja, cenderung tidak detail dan tidak up to date.

"Penyebaran informasi terkait mudik seharusnya disampaikan sesuai kebutuhan masyarakat dan berdasarkan tugas instansi pemerintah. Upaya preventif secara spesifik harus menjadi fokus dalam pemberian informasi ke masyarakat," ungkap dia.

Kompas TV Apa Permasalahan "Brexit" Hingga Jadi Momok Pemudik?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com