Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Menekan Tingginya Angka Urbanisasi Pasca-Mudik Lebaran?

Kompas.com - 13/07/2016, 07:32 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingginya arus urbanisasi pasca-mudik Lebaran ke kota besar, khususnya Jakarta, dianggap salah satu persoalan yang sulit dipecahkan.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengakui, kota besar memang memberikan peluang kerja yang lebih besar.

Perputaran uang sebesar 80 persen di kota-kota besar. Namun, hal tersebut tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang baik.

Menurut Khofifah, banyak orang yang memutuskan berburu peluang kerja di kota besar tidak memiliki keterampilan yang mencukupi.

Jika hal tersebut tidak segera ditanggulangi, maka arus urbanisasi yang tinggi akan menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran di kota besar.

Menyikapi hal ini, Kementerian Sosial mempersiapkan berbagai macam program pelatihan keterampilan agar mereka yang datang dari desa memiliki daya saing saat mencari kerja di kota.

"Sekarang ini yang kami upayakan adalah bagaimana memberi ruang bagi mereka untuk mengikuti training atau short course. Hal itu menjadi penting, karena di Jakarta sumber pekerjaan cukup banyak bagi orang-orang yang punya skill," ujar Khofifah, saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat (12/7/2016).

Khofifah menjelaskan, dorongan untuk pergi ke kota akan selalu ada selama masyarakat berpikir bahwa kota besar menjanjikan kesejahteraan dan masa depanyang lebih baik.

Saat mudik, biasanya cerita tentang mudahnya mencari uang di kota akan tersebar di masyarakat desa. 

Namun, tidak dibarengi dengan kesadaran akan kebutuhan keterampilan dan kemampuan yang baik.

Pemerintah juga tidak bisa melarang setiap orang pergi ke kota untuk mencari pekerjaan dan penghidupan yang layak.

Khofifah mengatakan, yang bisa dilakukan Kemensos adalah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapapun yang ingin meningkatkan kualitas dirinya.

"Siapapun yang punya skill, silakan. Yang tidak punya skill sebaiknya kursus dulu sebelum ke kota. Namun saya ingatkan, meski kota menyediakan banyak pekerjaan bukan berarti sumber kesejahteraan dan kebahagiaan ada di kota besar," kata dia.

Pelibatan akademisi mendampingi desa

Khofifah berpendapat bahwa tingginya arus urbanisasi ke kota besar bisa dicegah dengan pengelolaan dana desa yang baik.

Menurut khofifa,h dana desa yang dianggarkan oleh pemerintah jumlahnya cukup besar.

Pada 2015, dana desa yang turun sebesar Rp 20 triliun dan naik menjadi Rp 40 triliun pada 2016.

Besarnya dana desa tersebut harus diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) di desa.

Hal tersebut bisa dimaksimalkan dengan melibatkan kalangan akademisi berupa pendampingan masyarakat desa dalam memaksimalkan potensi yang ada.

"Hari ini dana desa cukup besar. Hal itu harus diimbangi dengan peningkatan SDM dengan melibatkan pihak universitas memberi pendampingan ke desa-desa supaya mereka bisa menginjeksi SDM berkualitas," ujar dia.

Khofifah menuturkan, partisipasi berupa pendampingan dari para akademisi sangat dibutuhkan.

Ia menilai, seorang akademisi biasanya memiliki jaringan luas dengan pihak pemerintah maupun pelaku ekonomi.

Kelebihan tersebut bisa dimanfaatkan dalam meningkatkan potensi yang ada di desa.

Khofifah mencontohkan, misalnya sebuah desa terkenal sebagai sentra penghasil gula, maka pendamping bisa mengarahkanuntuk meningkatkan kualitas gula yang dihasilkan, jumlah produksi sampai tahap pemasaran produknya.

Meski membutuhkan waktu yang lama, namun Khofifah yakin cara ini cukup efektif dalam menekan arus urbanisasi di Indonesia yang cukup tinggi.

"Keterlibatan akademisi penting untuk membangun jejaring supay produk lokal pedesaan dapat merambah lebih luas. Harus ada konektivitas supaya produknya terpasarkan. Para akademisi biasanya memiliki pikiran genuine, produktif, dan jejaring yang luas," papar dia.

Kompas TV Jakarta Masih Magnet Mengadu Nasib
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com