Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abu Sayyaf Kuasai Medan, TNI Diminta Pertimbangkan Kembali Operasi Militer

Kompas.com - 12/07/2016, 18:15 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan negosiator sandera Inspektur Jenderal (Pol) Purnawirawan Benny Joshua Mamoto berpendapat, pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan betul-betul opsi mengerahkan militer untuk membebaskan 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

Benny mengatakan, kelompok Abu Sayyaf memang ahli dalam menyandera sejak zaman dahulu.

"Mereka itu hidupnya memang dari dulu sudah seperti itu (menyandera demi uang). Oleh sebab itu, mereka sangat menguasai medan, masyarakat pun di pihak mereka. Maka (pengerahan TNI) harus dipertimbangkan betul-betul," ujar Benny saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/7/2016).

(Baca: Jokowi Telepon Presiden Filipina Terkait WNI yang Disandera)

Selain itu, fakta bahwa militer Filipina yang hendak membebaskan sandera WNI beberapa waktu lalu banyak yang tewas setelah diserang kelompok Abu Sayyaf, juga harus menjadi pertimbangan serius TNI jika ingin mengerahkan pasukan.

"Ingat kan waktu militer Filipina hendak membebaskan WNI yang disandera beberapa waktu lalu melalui operasi militer dan korban justru banyak jatuh dari militer. Ya iyalah, mereka sangat menguasai medan, mereka sudah pasang ranjau, mereka bisa melihat kita, kita tidak bisa melihat dia," ujar Benny.

Bahkan, lanjut Benny, beberapa kali militer Amerika Serikat 'menggertak' dengan mengerahkan armada lautnya di Filipina Selatan, kelompok tersebut tidak takut.

(Baca: Pertempuran 9 Jam Lawan Abu Sayyaf, 18 Prajurit Filipina Tewas)

Oleh sebab itu, pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf, tidak lain adalah dengan jalan diplomasi, baik diplomasi sosial, kebudayaan sekaligus ekonomi.

Pendekatan yang digunakan haruslah pendekatan kesejahteraan agar mereka tidak lagi menjadikan penyanderaan sebagai mata pencaharian.

"Butuh waktu memang. Tapi enggak ada pilihan lain selain bergerak secara komprhensif, mendorong percepatan peningkatan ekonomi mereka sembari negosiasi-negosiasi," ujar Benny.

(Baca: Anggap Abu Sayyaf Keterlaluan, Panglima Tegaskan TNI Siap Masuk Filipina)

Tiga WNI disandera kelompok Abu Sayyaf ketika melewati perairan kawasan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu Sabah, Negara Bagian Malaysia. Mereka adalah ABK pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim berbendera Malaysia.

Sebelum penyanderaan tiga WNI, tujuh ABK WNI lebih dulu disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Sulu, FilipinaSelatan. Penyanderaan itu terjadi pada Senin (20/6/2016). Selain membajak kapal, penyandera meminta tebusan sebesar Rp 60 miliar.


Kompas TV Ke-4 Kali Kasus WNI Disandera Perompak di 2016
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com